AROSUKA, HALUAN -- Usai pengumuman kelulusan siswa SMA/Sederajat di sekolah masing-masing, Sabtu (7/5), ratusan siswa dari berbagai sekolah turun ke jalan dan menggelar aksi corat-coret seragam mereka sebagai bentuk luapan kebahagiaan terhadap kelulusannya. Aksi inipun praktis menuai tanggapan beragam dari kalangan masyarakat pemerhati pendidikan di Kab. Solok.
Betapa tidak, usai menggelar aksi corat coret seragam yang dinilai mubazir itu, para siswa lantas menggelar konvoi kendaraan, yang tak hanya menimbulkan kemacetan bagi pengguna jalan, namun aksi ini juga dinilai sebagai bentuk kegagalan dunia pendidikan dalam membentuk karakter siswa sebagaimana yang digadang-gadang selama ini.
Salah seorang warga Solok, Israr Jalinus bahkan mencemaskan, jika pesta kelulusan ini juga dilanjutkan dengan tindakan-tindakan yang tidak simpatik seperti pesta narkoba dan mabuk-mabukan. “Ini yang kita cemaskan, semoga ini bisa menjadi perhatian serius, tak hanya dinas terkait, sekolah namun juga orang tua dengan memberikan pendekatan kepada siswa,” katanya kepada Haluan, Minggu (8/5).
Terkait kebiasaan siswa-siswi ini, pihak Disdikpora setempat mengaku telah melakukan himbauan dan rapat gabungan dengan Kepala Sekolah (Kepsek) se Kabupaten Solok bahkan Sumbar. Bahkan, untuk mengantisipasi pihak Diknas mengumumkan hasil UN sore hari.“Nyatanya himbauan ini tidak diindahkan siswa-siswi. Mereka tetap menggelar pesta kelulusan dengan mencoret baju dan konvoi, bahkan hingga malam hari,” kata Plt Kepala Disdikpora Kabupaten Solok, Zulfadli.
Ke depan, untuk mengantisipasi aktivitas siswa tersebut, pihak Disdikpora berencana menghimbau pihak Sekolah untuk melakukan serangkaian kegiatan bermanfaat saat pengumuman kelulusan. Seperti pengajian, zikir bersama dan sebagainya. (h/ndi)