PADANG, HALUAN — Komisi IV Bidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar meminta Pemerintah Provinsi Sumbar untuk serius dalam rencana pembangunan jalan tol Padang – Bukittinggi. Seperti diketahui rencana pembangunan tol Padang – Bukittinggi muncul saat kunjungan kerja Menteri BUMN Rini Soemarno Oktober tahun lalu.
Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Marlis ditemui Haluan Senin, (9/5) di rungannya mengatakan, pembangunan jalan tol Padang - Bukittinggi itu butuh dana yang besar. Untuk mengerjakan itu tidak bisa dengan dana ABPD Sumbar. Karena untuk menyelesaikan pembangunan tersebut butuh dana sebesar Rp8 triliun, sementara APBD Sumbar 2016 hanya Rp4,5 triliun.
Baca Juga : Pantai Air Manis Padang Masih Lengang, Omset Pedagang Anjlok
“Kalau memang serius untuk mewujudkannya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno harus rajin melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat. Itu pun jika Gubernur memang komitmen untuk membangun tol di Sumbar ini, jika tidak ya santai-santai sajalah, ”ujarnya.
Belum terlaksananya pembangunan tol disebabkan persoalan pembebasan lahan. Butuh dana yang besar untuk persoalan ganti rugi lahan miliki warga. “Tapi hingga saat ini Pemprov Sumbar belum membicarakan persoalan dana yang dibutuhkan untuk ganti rugi lahan itu ke DPRD Sumbar,” jelasnya.
Baca Juga : Demam Tanaman Hias di Padang Terus Meluas
Jika memang Pemprov Sumbar ingin mewujudkan hal ini Komisi IV DPRD Sumbar siap mendukungnya. Karena dilihat secara hitungan ekonomi, dengan pembukaan jalan tol Padang – Bukittinggi akan memperlancar kegiatan ekonomi di Sumbar.
“Saya rasa ini memang sudah layak untuk diwujudkan, tapi kembali lagi apakah Pemprov Sumbar sudah siap, ”katanya.
Baca Juga : Terancam Abrasi, Masjid Al-Hakim Padang Dipasang Batu Pemecah Ombak
Marlis juga meminta, agar kepala daerah membuang persoalan menjaga citra kepempinan di mata masyarakat. Selama ini kepala daerah enggan untuk tegas kepada masyarakat apalagi soal membebaskan lahan. “Sehingga setiap proyek yang ingin dibangun tidak pernah selesai. Karena persoalan yang menjadi kendala besar pembangunan itu ialah soal pembebasan lahan, ”katanya.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman (Prasjaltarkim) Sumbar Suprapto, mengatakan, penyebab belum bisa mewujudkan target dari Menteri BUMN itu, karena belum adanya anggaran untuk pembebasan lahan.
Baca Juga : Sebanyak 5000 Orang di Kota Padang Telah Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua
“Kita harus ganti rugi lahan milik warga, dan tidak bisa melakukan konsolidasi seperti pekerjaan jalur dua By Pass, karena ini jalan tol,” tegasnya, saat dihubungi, Rabu (4/5) lalu di Padang.
Suprapto, bahkan pesimis soal kapan pengerjaan pembangunan jalan tol awal itu bisa dikerjakan. “Melihat kondisi seperti ini, satu atau dua tahun lagi saya perkirakan pengerjaan belum bisa dilakukan, karena akan ada proses panjang yang dilakukan,” tegasnya. (h/isr)