SOLOK, HALUAN — Petani cabai di Kota Solok dan sekitarnya sedikit tersenyum menyusul mulai merangkak naiknya harga cabai ditingkat pedagang pengumpul. Kalau sebelumnya harga cabai pada kisaran Rp18.000 sampai Rp20.000/kg, kini naik menjadi Rp 24.000/kg.
Kendati kenaikan harga cabai Rp4.000/kg sudah dapat sebagai pelipur lara bagi petani karena jerih payah berpanas dan berhujan di ladang dalam mengelola budidaya cabai sedikit terobati, kendati keuntungan yang diperoleh belum memuaskan. “Saya sedikit lega karena pada Selasa (10/5) lalu harga cabai di tingkat pedagang pengumpul naik Rp4.000/kg,” terang Bujang, seorang petani cabai di Kota Solok.
Baca Juga : Minimalisir Penggelapan Aset Daerah, Pemkab Pessel Lakukan Inventarisasi Secara Berkala
Dari beberapa keterangan yang dihimpun “Haluan” di pasar sayur Kota Solok menyebutkan, mulai merangkak naiknya cabai dikarenakan akan masuknya bulan suci Ramadhan, beberapa pedagang pengencer maupun ibu rumah tangga mulai memborong kebutuhan dapur sebagai persiapan bulan Ramadhan.
Tidak hanya komoditi cabai yang merangkak naik, melainkan juga pada komoditi sayuran lainnya, sebut saja bawang merah, bawang putih. Bawang merah berkisar antara Rp30.000 samai Rp40.000/kg. Namun komoditi bumbu masak itu selalu berubah tiap hari karena sesuai permintaan/penawaran, sama dengan cabai.
Baca Juga : Pemkab Pesisir Selatan Proaktif Lakukan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Kebutuhan cabai maupun bawang merah di Kota Solok memang banyak dipasok dari daerah sentra produksi sayuran, cabai banyak didatangkan dari daerah penyangga Kota Solok, sedangkan pasar sayur Kota Solok hanyalah tempat transaksi semata. Kebutuhan sayuran untuk masyarakat Kota Solok banyak didatangkan dari Kabupaten Solok. (h/alf)