SOLOK, HALUAN — Leni, seorang pengusaha karak kaliang 88 di Destamar Ampang Kualo, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok mulai terpukul akan kelanjutan usahanya lantaran terbatasnya pasokan bahan baku berupa ubi kayu dari sentra-sentra produksi,
Tiap minggu itu, Leni membutuhkan 1,5 ton ubi kayu, namun jumlah tersebut tidak pernah terealisasi karena tidak adanya ubi kayu yang diproduksi di Kota/Kabupaten Solok, untuk memenuhi kebutuhan ubi kayu, Leni harus bertandang ke Kabupaten Padang Pariaman dan Sijunjung.
Baca Juga : Mantap! PNS di Agam Tanam Tomat Impor dengan Sistem Hidroponik
“Saya betul-betul terhenyuh akibat terbatasnya bahan baku ubi kayu untuk memproduksi karang kaliang karena di Kota Solok, produksi ubi kayu tidak ada, kalaupun ada hanya hitungan karung dan diusahakan petani dalam skala kecil. Pada hal ad 2 buah industri rumah tangga yang membutuhkan ubi kayu, terang Leni pada Haluan di lokasi usahanya.
Usaha karak kaliang Leni yang dirintis sejak tahun 1990 lalu memang memperlihatkan omset yang baik, perkembangan dari minggu ke minggu cukup baik ditandai banyaknya permintaan, permintaan bukan hanya untuk kebutuhan di Kota Solok melainkan datang dari Bukittinggi, Pariaman dan Padang. Hanya saja dalam beberapa hari terakhir ini, Leni tidak mampu memenuhi permintaan relasinya lantaran keterbatasan bahan baku.
Baca Juga : Leonardy Harmainy Diskusikan Persoalan Layanan Komunikasi dan Internet dengan Masyarakat Tandikek Barat
Di Kota Solok ada 2 kepala keluarga yang mengusahakan home industri karang kaliang, ke 2 pengusaha kecil itu mengeluhkan langkanya bahan baku ubi kayu, memang banyak ubi kayu, namun tidak semua ubi kayu yang bisa dijadikan untuk bahan karak kaliang, ada ubi kayu yang kadar airnya tinggi tidak bisa dijadikan bahan baku karena berpengaruh pada rasa nantinya.
Oleh karenanya Leni berharap Pemerintah Kota Solok bisa mencarikan jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, jika bahan baku datangnya tersendat-sendat sudah jelas mempengruhi pada produksi karak kaliang yang bermuara larinya relasi Leni pada pengusaha lain. Pada hal untuk merintis kerjasama tidak gampang dan butuh kesabaran. (h/alf)
Baca Juga : SDG’S Desa Dikupas Leonardy di Tandikek Barat