PADANG, HALUAN — PT Semen Padang segera membangun packing plant di Bengkulu untuk menambah kekuatan pemasaran di provinsi tersebut dan daerah sekitarnya. Menurut rencana, pembangunan dimulai Q3 tahun ini dan dijadwalkan selesai Q3 tahun depan.
“Alhamdulillah, pada RUPS kemarin hasil kinerja kami menggembirakan, sehingga pemegang saham mendukung program kami. Pada kuartal pertama tahun ini, kami mencapai pertumbuhan laba sekitar 46 persen atau mencapai Rp178,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp137,5 miliar. Pertumbuhan ini juga tak lepas dari efisiensi yang kami lakukan,” ujar Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry terkait langkah strategis PT Semen Padang ke depan usai pelaksanaan RUPS PT Semen Padang Tahun Buku 2015 di Jakarta, Rabu (11/5).
Baca Juga : Diskon PPnBM Menggiurkan, Apakah Ini saatnya Beli Mobil?
Direktur Keuangan Tri Hartono Rianto menambahkan, terkait laba dan efisiensi, PTSP terus melakukan upaya efisiensi di semua bidang sehingga bisa mendorong provit lebih tinggi lagi. Penghematan dilakukan pada pengurangan biaya program sekitar Rp87 miliar dan penghematan biaya program Rp 10 miliar atau lebih kurang sekitar Rp100 miliar.
“Gunanya untuk mendorong mendukung pemasaran bisa bersaing lebih baik lagi. Penghematan, misalnya biaya rapat yang selama ini cukup besar ke Jakarta sekarang menggunakan V-Con (vidio cenference). Kemudian untuk biaya lembur dan sebagainya,” jelasnya.
Terkait peningkatan penjualan di Bengkulu, Benny didampingi Direktur Keuangan, Tri Hartono Rianto, Direktur Komersial Pudjo Suseno dan Direktur Produksi, Indrieffouny Indra, Kepala Departemen Pemasaran Bernas Azari, Kepala Departemen KSU, Ampri Satyawan dan Kepala Biro Humas, Iskandar Z. Lubis menambahkan, Semen Padang sudah menyampaikan pembangunan packing plant Bengkulu tersebut ke group dan tinggal menunggu persetujuan.
“Sekarang yang sedang dibahas untuk pelabuhan dengan PT Pelindo. Apakah kami yang membangun, atau Pelindo yang membangun. Kami kontrak dengan mereka karena di Bengkulu kami memakai pelabuhan di sana yang dikelola Pelindo, sama seperti di Teluk Bayur,” jelas Benny.
Baca Juga : Asal Diperlakukan Manusiawi, Pedagang Dukung Pembangunan Pasar Induk
Menurutnya, pembangunan packing plant Bengkulu dengan kapasitas produksi ditargetkan 300.000 ton per tahun itu untuk meningkatkan penjualan Semen Padang di provinsi tetangga tersebut, seiring hasil positif penjualan Semen Padang di kawasan Sumatera. Packing plant Bengkulu akan menambah kekuatan pasar semen di kawasan Sumatera karena sebelumnya pabrik pengantongan itu sudah berdiri di Aceh, Sumut, Lampung, Jakarta, Banten dan Cement Mill di Dumai.
Direktur Pemasaran, Pudjo Suseno menambahkan, meskipun pasar semen saat ini lesu, namun untuk wilayah Sumatera berdasarkan data asosiasi industri semen nasional, pangsa pasar Semen Padang meningkat 3,11 persen. Ke depan ia optimistis penjualan dapat terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas produk serta pembangunan proyek insfratruktur seperti jalan tol.
Baca Juga : Rupiah Ditutup Menguat Lawan Dolar AS Rabu Sore
Sementara itu, Direktur Produksi Indrieffouny Indra menambahkan, sebagai direksi baru yang dipercaya menangani produksi tetap melanjutkan program-program yang sudah dilaksanakan oleh direktur produksi sebelumnya.
“Namun pada prinsipnya yang terpenting saat ini adalah mendukung pemasaran, mengefisienkan biaya produksi sehingga bisa meraih keuntungan lebih besar. Apalagi, saat ini produk semen cukup banyak sehingga tidak saja menuntut persaingan kualitas, namun juga perang harga,” paparnya.
Biaya Indarung VI naik jadi Rp4 triliun
Sementara itu, pada proyek pembangunan Indarung VI terjadi revisi pembiayaan yang sebelumnya Rp3,8 triliun naik menjadi Rp4 triliun. “Kami sudah mengajukan revisi biaya ini dan sudah disetujui pemegang saham. Kenaikan terjadi karena kurs S$ Dollar dan beban biaya pekerjaan,” jelas Benny Wendry.
Tri Hartono Rianto menambahkan, meskipun terjadi kenaikan, namun pembiyaan proyek Indarung VI berjalan lancar. Biaya yang digunakan tetap mengacu efisiensi yaitu mengutamakan dana sendiri dan dana group (holding) dalam hal ini Semen Indonesia Group.
“Sebenarnya untuk Indarung VI ini kita punya dana siap, yaitu dana kredit investasi sebesar Rp1,9 triliun. Sementara yang baru dipakai sekitar Rp 300 miliar. Jumlah kredit terpakai cukup kecil, karena dalam pembangunan Indarung VI lebih mengutamakan dana sendiri dan group,” jelasnya.
Harapannya, sampai akhir proyek selesai dana kredit investasi itu tidak terpakai semua, melainkan cukup sekitar Rp 1 sampai Rp1,2 triliun saja. Sisanya bisa dipergunakan untuk program strategis lain untuk mendukung pemasaran.
Pabrik Indarung VI tersebut ditargetkan selesai sesuai rencana yaitu Q3 tahun ini dan uji coba produksi (commissioning) pada Q4. Hanya saja pada RUPS lalu yaitu terjadi perubahan biaya dari Rp3,8 Triliun menjadi Rp4 triliun. Perubahan terjadi karena kurs Dolar AS naik dan beban biaya pekerjaan. (h/vid)