Harga Pertamax, Pertamina Dex dan Pertalite turun lagi hingga Rp300 per liter. Namun SPBU di Padang kemarin masih menjual Pertamax dan Pertalite menurut harga biasa atau belum ada penyesuaian.
PADANG, HALUAN — PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertamina Dex dan Pertalite. Penurunan harga mencapai Rp300 per liter, mulai berlaku Minggu pukul 00.00 WIB.
Baca Juga : Hendri Septa Serahkan SK Pengangkatan bagi 112 P3K di Lingkungan Pemko Padang Formasi 2019
Harga Pertamax turun Rp200 per liter di Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Sedangkan di daerah lainnya, Pertamax turun hingga Rp 300 per liter. Namun dari pantauan Haluan tadi malam di dua SPBU di Padang, Pertamax dan Pertalite masih dijual dengan harga biasa.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro dalam rilis di Jakarta, Minggu (15/5) kemarin mengatakan, penetapan harga Pertamax, Pertyamina Dex dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi yang dilakukan secara berkala mengikuti tren harga minyak mentah dunia.
Baca Juga : 112 Orang Terima SK Pengangkatan di Lingkungan Pemko Padang, Terbanyak Formasi Guru
"Harga Pertamax turun Rp200 per liter di Pulau Jawa, Madura, dan Bali, dan Rp 300 per liter untuk daerah lainnya," ujarnya.
Wianda mencontohkan, di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, Pertamax dibanderol Rp7.350 dari semula Rp7.550 per liter dan di Surabaya turun dari semula Rp 7.650 menjadi Rp 7.450 per liter.
Baca Juga : Jadwal Shalat untuk Kota Padang dan Sekitarnya Jumat 05 Maret 2021
Sedangkan, harga Pertamax di Kalimantan Timur turun Rp 300 per liter dari Rp8.000 menjadi Rp 7.700 per liter.
Demikian pula, harga Pertamax Plus juga mengalami penurunan Rp 200 per liter di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta turun Rp 300 per liter di wilayah lainnya.
Baca Juga : Sebanyak 2.500 Pedagang Pasar di Kota Padang Divaksinasi
Untuk harga Pertamina Dex, diturunkan seragam Rp 300 per liter di semua wilayah yang telah tersedia bahan bakar dengan spesifikasi Euro 4 tersebut dan Dexlite ditetapkan Rp 6.650 per liter.
Pertamina juga menurunkan harga Pertalite Rp 200 per liter di seluruh daerah.
"Pertalite di Papua yang semula dijual seharga Rp 7.300 per liter, kini dijual di level Rp 7.100 per liter," katanya.
Harga Solar/Biosolar nonsubsidi juga mengalami penurunan sebesar Rp300 per liter.
Contohnya, untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten BBM jenis tersebut turun dari Rp6.950 menjadi Rp6.650 per liternya.
"Selain karena rendahnya harga minyak, langkah penurunan harga ini merupakan wujud apresiasi perusahaan kepada konsumen," ujar Wianda.
Pertamina, lanjutnya, akan secara ketat memantau ketersediaan stok di SPBU mengingat penurunan harga biasanya meningkatkan konsumsi.
Area Manager Communication and Relations PT Pertamina Sumbagut Fitri Erika mengakui memang terjadi penurunan harga Pertamax, Pertamina Dex, dan Pertalite hingga harga Rp300 per liter seiring dengan tren harga minya mentah dunia. Harga baru mulai berlaku terhitung pukul 00.00 WIB tanggal 15 Mei 2016.
"Kami sangat mengapresiasi konsumen bahan bakar khusus Pertamina yang pada musim liburan akhir pekan lalu komsumsinya melonjak hingga 30 persen. Ini menunjukkan konsumen semakin memiliki kesadaran akan kesesuaian spesifikasi bahan bakar dengan kendaraannya dan didukung oleh ketersediaan produk Pertamina yang semakin meluas," jelasnya tadi malam.
Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi, Pertamina akan secara ketat memantau ketersediaan stok BBM umum tersebut di tingkat SPBU. Pihaknya juga akan terus mengupayakan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memastikan tidak akan ada kekosongan produk di SPBU.
"Dengan harga yang turun, komsumsi biasanya juga meningkat dan untuk memastikan masyarakat dapat terlayani Pertamina telah instruksikan seluruh SPBU untuk menyiapkan stok dengan cukup," pungkasnya.
Belum Turun
Terkait penurunan harga Pertamax dan Pertalite ini, pantauan Haluan di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Padang tadi malam, ternyata belum ada penurunan harga. Keduanya masih menjual dengan harga lama.
Di SPBU Simpang DPRD Sumbar dengan nomor 11 251 502 masih menempelkan tarif harga lama. Petugas di pompa pengisian BBM yang bernama Khairul belum mendapatkan informasi jika ada BBM yang bakalan turun.
"Kalau ada penurunan biasanya bos langsung turun. Mungkin Senin itu kak, kan sekarang libur. Tetapi terkait dengan penurunan BBM jenis apapun saya belum dapat informasi. Apalagi sayakan anak pompa, pasti tahulah,"jelas Khairul.
Hal yang sama juga dikatakan oleh petugas pengisian BBM di Air Tawar dengan nomor SPBU 14 251 510 bernama Adek juga belum mengetahui perihal BBM yang turun. Menurutnya, jika ada BBM yang turun pasti sudah ribut, paling tidak di media dan TV.
"Ndak tahu awak kak, kalau BBM turun. Sia yang ngecek," kata Adek dengan logat minangnya. Adek mengaku ketika ditanya Haluan lah dia tahu BBM turun lagi.
"Jika BBM turun lagi, baguslah itu. Kan masyarakat juga yang senang. Tetapi, yang pasti kami belum mendapatkan informasi kalau BBM turun. Apalagi, sekarang hari libur, karyawan kantor kan libur, jadi kami tidak dapat informasi itu. Kalau iya turun langsung ditukar tarif yang terpajang itu,"terang Adek. (h/ows/rin/rol)