Montevideo, Haluan — Daud Yordan sukses memenangi pertarungan melawan petinju asal Argentina, Rafael Cristian Coria di Radisson Victoria Plaza, Montevideo, Uruguay, Sabtu (4/6) malam. Ia pun mengaku puas, kendati sempat lengah di awal-awal pertarungan.
Daud menang angka mutlak 97-92, 96-93, dan 97-92. Petinju berusia 28 tahun itu sebenarnya mendominasi pertarungan, namun Coria, yang lebih banyak bergerak dan menghindari pukulan, membuatnya sempat kesulitan untuk memasukkan pukulan.
Baca Juga : Persiapan ke PON XX Papua, KONI Kepri Kekurangan Anggaran
Di ujung ronde pertama, Daud sempat dibuat jatuh berlutut oleh Coria. Namun, ia masih mampu bangkit dan melanjutkan pertarungan.
“Saya terkena lucky blow, pukulan yang nggak sengaja. Terkena pukulan yang nggak jelas arahnya di bagian muka. Tapi, itu hal yang lumrah di tunju. Yang paling penting saya memenangi pertarungan dan membawa sabuk juara ini ke Indonesia,” ujar Daud.
Baca Juga : Semen Padang FC Umumkan Pemain Pertama di Cabang eSport
Di ronde-ronde berikutnya, Daud tampil agresif. Dari ronde keenam hingga kedelapan, beberapa hook Daud berhasil mengenai Coria, yang lantas membuat petinju berusia 33 tahun itu berusaha memeluk untuk meredam serangan Daud.
Kendati sudah mendapatkan beberapa pukulan, Coria masih tetap bertahan. Alhasil, Daud pun meraih sabuk juara kelas ringan WBA Internasional lewat angka.”Memang banyak petinju Amerika Latin yang tidak mudah ditaklukkan, levelnya cukup tinggi. Dan setiap pertarungan saya semakin lama semakin meningkat, Coria cukup memberi perlawanan. Karena saya disiplin mendengarkan corner saya, Damianus (kakaknya, red), Craig (Christian, pelatihnya) dan mereka memberikan instruksi yang sangat bagus. Terbukti tadi semua sesuai dengan harapan.”
Baca Juga : Liga Inggris, Llorente Gagalkan Liverpool Menembus 4 Besar
Lebih jauh Daud mengatakan kemenangan yang diraihnya tidak terlepas dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia kepadanya. ”Dan khususnya berkat doa dari masyarakat Indonesia, khususnya orang tua saya, saudara saya, dan bapak angkat saya, bapak Osman Sapta sehingga saya bisa membawa sabuk ini ke Indonesia. Ini menjadi kebanggaan untuk kita semua dan praktisi tinju menyebut saya sebagai ‘Last of the Mohican’ di tinju Indonesia. Terima kasih atas support-nya,” kata Daud. (h/dtc)