Butiran embun melayang menyertai hembusan angin. Terasa dingin dan menusuk hingga tulang rusuk pun menggigil. Suasana pagi memang seperti ini. Apalagi di pagi belum lagi disinari mentari.
Suasana ini bisa jadi gambaran bagaimana dingin saat dini hari di Kota Padang ketika Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah menembus hamparan embun untuk menghampiri seorang pengemis yang tinggal di sudut Kota Padang. Rumahnya hanya berlantai papan, berdinding terpal dan beratap rumbio dengan luas 6x6 meter. Untuk toilet saja ia tak ada. Jika ingin buang air, harus melangkah dulu ke sungai kecil yang mengalir di dekat rumah. Di Kayu Kalek, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, di situlah Ulut (67) si pengemis berlindung selama ini.
Baca Juga : Pesantren Ramadan 1442 H Resmi Dibuka, Wali Kota Padang: Semoga Memberikan Manfaat
Ulut bersama istrinya, Iyin dan anak-anaknya merupakan keluarga mustahik. Ulut merupakan penyandang tuna netra, sehingga hanya bisa menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Setiap hari Ulut harus ke Pasar Lubuk Buaya, berharap ada yang mengulurkan tangan memberi rezeki. Sedangkan Iyin hanya berjualan makanan ringan di rumah. Membantu, agar biduk rumah tangga ini tidak terombang-ambing dari kerasnya hidup.
Melihat kondisi inilah, Walikota Padang, Mahyeldi mengunjungi keluarga miskin itu Rabu (15/6). Walikota makan sahur bersama keluarga tersebut, sekaligus menjalin silaturahmi.
Baca Juga : Genny Hendri Septa Resmi jadi Ketua Yayasan Pertiwi Kota Padang
Walikota bersama rombongan tim “Singgah Sahur” tiba di rumah Ulut sekitar pukul 03.45 WIB. Saat itu, baru Iyin yang terbangun menyiapkan makanan untuk sahur bagi suami dan anak-anaknya. Iyin dan anak-anaknya masih tertidur pulas. Ketika Walikota masuk ke dalam rumah, Iyin lantas membangunkan suaminya yang tidur di luar kamar dekat dapur. Mendengar Walikota datang, Ulut kemudian menjulurkan tangannya. Walikota kemudian menyambut uluran tangan Ulut dan kemudian duduk di dekatnya.
Usai makan sahur bersama, Walikota menyebut akan memperancak rumah keluarga ini sebelum Lebaran. Hal ini sebenarnya akan dilakukan tahun lalu, namun baru bisa terwujud tahun ini. “Memang kami memilih keluarga ini (untuk dibantu). Mudah-mudahan menjelang Lebaran rumah ini selesai,” terang Walikota.
Baca Juga : Penertiban Balap Liar di Padang, Seorang Personel Polisi Ditabrak
Rumah Ulut berada di atas tanah yang diperuntukkan bagi keluarga ini. Sehingga hal ini memudahkan tim untuk membedah rumah tersebut. Walikota mengajak dan mengimbau warga yang pandai tukang dan tinggal di seputar rumah Ulut agar dapat bekerja bersama-sama membantu membangun rumah tersebut. “Nilai bedah rumah ini sebesar Rp20 juta, jika ada pihak lain yang ingin membantu silahkan, sehingga hidup keluarga ini semakin baik,” harapnya.
Diakui Walikota, di Padang masih banyak terdapat rumah warga yang tak layak. Makanya Pemerintah Kota Padang memogramkan 1.000 rumah pertahun. Ini juga dibantu Pemerintah Provinsi, Baznas Kota Padang, komunitas peduli dan lainnya.
Selain tidak layaknya rumah yang ditempati Ulut, rumah ini juga belum dialiri air bersih. Karena itu, Walikota menginstruksikan kepada PDAM untuk mencek langsung saluran ke rumah tersebut dan memasang langsung instalasi air bagi keluarga tersebut.
Walikota juga menyebut bahwa di Kayu Kalek, Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah cukup banyak anak-anak usia sekolah yang putus sekolah. Hal ini dikarenakan kendala biaya dan kurangnya perhatian. “Camat melalui UPTD Pendidikan agar melihat siapa saja yang mendapat paket A, B, maupun C. Sehingga mata rantai kemiskinan dapat terputus melalui pendidikan,” ungkap Walikota.
Dalam “Singgah Sahur” itu juga terlihat Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman. Kehadiran rektor ini menambah hangatnya suasana ”Singgah Sahur”. Eka Putra Wirman menyebut dirinya cukup tergugah dengan program yang dilakukan Walikota Padang. “Sengaja saya ikut rombongan karena saya ingin melihat langsung bagaimana kondisi dan suasana ‘Singgah Sahur’ yang dilakukan Walikota Padang seperti yang pernah dilakukan Umar Bin Khatab,” tukasnya.
Setelah sirine masuknya waktu imsak berbunyi, seluruh tim dan keluarga ini bergegas menuju Masjid Ar-Rahman. Dengan berjalan kaki, seluruh tim menuju masjid yang berada tak jauh dari rumah Ulut. Mereka kemudian melaksanakan salat subuh berjemaah.***
Laporan: HAJRAVIF SATYA NUGRAHA