PADANG, HALUAN — Selama lebih dari 50 tahun, kue kering untuk Lebaran bermerek “Rose” selalu dicari para pelanggannya. Setiap tahun pula, Roslaini, produsen kue tersebut, bersama anak-anaknya sibuk membuat kue yang dipesan oleh para pelanggan.
Selama Ramadan, kesibukan Roslaini dan anak-anaknya memang seolah tak terbendung. Mereka harus mengawal 30 pekerja yang membuat aneka kue kering. Kue yang banyak mereka buat adalah jenis kue yang sudah sangat lama, yang saat ini jarang dijumpai di pasaran. Dengan mempertahankan resep asli yang diperoleh Roslaini sejak zaman penjajahan Belanda serta menjaga kualitas dan cita rasa melalui bahan baku yang berkualitas, kue Rose selalu dicari dan bertahan hingga lebih dari 50 tahun.
Baca Juga : Wow! Punya PER Terkecil di LQ45, Seperti Apa Kinerja dan Kesehatan Keuangan SRIL?
“Kami mulai memproduksi kue ini sejak 1960. Jenisnya tidak terlalu banyak, di antaranya kue semprit, kacang tumbuk, kue benang, kue dahlia, nastar, keju, skippy, cornflakes, spekulas, kue cherry, coklat chip, dan kue koya,” ujar Merry di rumahnya, Jl. HOS Cokroaminoto No.75, Padang, Selasa (21/6).
Meski menggunakan bahan-bahan berkualitas, namun harga jual kue Rose sangat terjangkau oleh berbagai kalangan. Dengan kemasan plastik seperempat kg, kue Rose dijual dengan harga Rp45 ribu hingga Rp55 ribu per kotak.
Baca Juga : Sinkronisasi Program Pertanian, Genius Umar Kunjungi UPT Balai Benih Induk di Padang
Semua kue kering tersebut diolah tanpa menggunakan bahan pengawet. Meski demikian, kue-kue itu tetap awet hingga berbulan-bulan. “Rahasianya ada pada cara pembakaran kue. Pembakaran kue Rose dilakukan dengan perno (bahasa sanskerta) yang berarti tungku (oven) batu yang sudah berusia sangat lama. Dengan menggunakan tungku ini, pembakarannya berlangsung sempurna sehingga kue menjadi kering dan renyah, serta tahan lama,” tutur Ferry Rusli, anak Roslaini didampingi anak yang lain, yakni Linda, Merry, dan Yani.
Linda menuturkan, kue tersebut dipasarkan di rumah tersebut dan ke berbagai toko yang menjual P&D serta oleh-oleh khas dari Padang. Beberapa toko yang menjadi sasaran pemasaran tersebut, misalnya Toko Ayu, Christine Hakim, Tiki (Jl. Nipah), Sherly, Nan Salero, Toko Ida, dan Toko On. Produsen kue Rose juga banyak menerima pesanan kue hingga ke Pekanbaru dan Sungai Penuh. Maka, wajar jika produksi kue Rose mencapai 9 ton untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran.
Baca Juga : Merger Gojek-Tokopedia, Driver Yakin Orderan Makin Gacor
Pada umumnya, pelanggan mereka adalah pelanggan lama yang sudah turun temurun. “Mulai dari nenek, ibu bahkan cucunya ada yang jadi pelanggan setia kami,” ujar Linda sambil mengungkapkan bahwa promosi kue Rose hanya berlangsung dari mulut ke mulut, namun kue tersebut tetap dicari karena kualitas dan cita rasa yang selalu dipertahankan. (h/atv)