Kendati tidak berlatar belakang sebagai seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia, namun sosok bapak yang terkenal tenang, kalem dan berwibawa serta enerjik ini dipercaya oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) RI memimpin lembaga vertikal, BNN Kota Sawahlunto, yang secara teritorialnya daerah cakupannya meliputi Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya.
Pria yang bernama lengkap Drs Guspriadi MM, putra Talawi Kota Sawahlunto itu dipercaya memimpin BNN Kota Sawahlunto, sejak dilantik oleh Kepala BNN Provinsi Sumbar Kombes Pol Arnowo pada 4 September 2015 lalu. Sejak itu dia memulai kiprahnya untuk menumpas dan memberantas peredaran narkotika di kota ini.
Baca Juga : Ingat! Bukan Urusan Sepele, Tapi Sering Dianggap Sepele
Lahir dari keluarga tentara membuat Guspriadi kecil bercita-cita untuk menjadi seorang tentara. Namun nasib berkata lain, dua kali ikut tes Akademi Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) usai menamatkan pendidikan di IKIP Padang, tidak membawanya menggapai cita-cita yang diinginkan seperti ayahnya yang seorang tentara.
Memulai karir sebagai calon pegawai negeri sipil pada 1994, pria kelahiran 9 Agustus 1966 itu dipercaya sebagai pembantu pimpinan dengan pangkat III a hingga 1996.
Baca Juga : Awas! Inilah Dosa Jariyah yang Terus Mengalir
Setelah itu naik menjadi pamong belajar hingga tahun 2001, menjabat sebagai Kasi Bina Program tahun 2001 hingga 2002 yang kemudian menjabat Kasi Pelayanan Umum Kabupaten Lahat Sumatera Selatan.
Usai malang melintang di Sumsel, tepat 17 Maret 2003, suami Dra Nasratul Choiria ini kembali pulang ke kampung halamannya Sawahlunto dan dipercaya sebagai Kasi Pemuda dan Olahraga Dinas Diklusepora.
Baca Juga : Kolonel TNI Mati Dibunuh Rekan Sendiri Cuma Gara-gara Politik
Lantas, 2 tahun berselang naik menjabat Kabid Bidang Diklu Sepora Kabupaten Lahat Sumatera Selatan selama 4 tahun hingga Januari 2009.
Seterusnya ayah 3 putri, yakni Amanda Chairunisa, Alif Rianti Ghaeana dan Faizah Riana Putri ini dipercaya sebagai Kabag Umum Setdako Sawahlunto hingga 2011.
Baca Juga : Apakah Malaikat akan Meninggal Layaknya Manusia?
Lemudian dia diberi amanah sebagai Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah hingga 2013.
Sempat parkir tidak berjabatan lebih kurang satu setengah tahun, pria kelahiran Padang 50 silam itu, akhirnya dipercaya memimpin BNN Kota Sawahlunto, tepat 4 September 2015 hingga sekarang.
Kehidupan Malam Sawahlunto
Mengemban amanah sebagai Kepala BNN Kota Sawahlunto membuat dirinya lebih mengenal sisi lain yang ada di kota ini, terutama gemerlap kehidupan hiburan malam di Sawahlunto. Pengalaman itu didapat setelah beberapa kali melaksanakan razia di tempat-tempat hiburan.
“Awalnya saya tidak begitu menyukai kehidupan malam dan tidak terbiasa keluar malam untuk mengibur diri di sela-sela kesibukan, namun setelah bertugas di BNN baru mengetahui sepenuhnya seluk beluk kehidupan kota, tidak saja di siang hari, namun juga geliat di malam hari,” ungkapnya.
Dari pengalaman sekitar 9 bulan bertugas, sedikit demi sedikit telah mampu mengungkap maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba, mulai dari pemakainya, pengedar serta jalur jalur transaksi narkoba yang saat ini sudah sangat meresahkan karena telah menyisir ke seluruh pelosok negeri, termasuk yang ada di pedesaaan.
Hadirnya BNN Kota Sawahlunto sedikit banyaknya telah mengubah corak kehidupan malam oleh sebagian penikmat hiburan di kota itu.
Para warga, katanya, kini lebih waspada dan mengerti akan dampak dari narkoba itu sendiri, bahkan banyak dari para pemakai atau pecandu yang mau lebih terbuka kepada dirinya, mengakui bahwa yang bersangkutan memang seorang pengguna narkoba
Alhasil, sebutnya, lebih kurang delapan bulan ini pihaknya telah merehabilitas pemakai sebanyak 42 orang yang rata-rata datang secara sukarela untuk melaporkan diri dan untuk direhab.
“Kita menganggap pemakai itu adalah warga kita yang sakit, warga yang butuh dibantu dan ditolong. Mereka tidak hanya diganjar hukuman, namun kita lebih mengutamakan penyembuhan melalui rehabilitasi,” ujar pria yang hobi bermain bulu tangkis itu.
Perlakuan yang memanusiakan manusia kepada para pecandu itu, katanya, dilakukan melalui pendekatan persuasif. Pendekatan emosional, ujarnya, menjadikan lembaga yang dipimpinnya lebih dekat dengan masyarakat.
Malah dari sekian pecandu, ujar Guspriadi, banyak yang membantu kerja pihaknya dalam mengungkap jaringan peredaran barang haram di kota arang ini.
Tancap gas dalam meredam dan memberantas peredaran narkoba di Sawahlunto, Guspriadi bersama jajarannya berupaya menjalin komunikasi dan kerjasama dengan seluruh elemen yang ada, termasuk lapisan masyarakat.
Menurut Guspriadi, pihaknya telah menekan MoU dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau (LKAM), KNPI, Karang Taruna, FKPM, PKK, Forum Kepala Desa, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan lainnya.
“Ini bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat bisa secara bersama-sama memberantas peredaran narkoba, tidak dibebankan saja kepada pemerintah dalam hal ini BNN,” ulasnya.
Menyinggung peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, Guspriadi menyebutkan, peringatan itu adalah momentum membentuk karakter anak muda yang bebas dari narkoba dan zat adiktif lainnya.
“Sesuai dengan tema HANI 2016, ‘Mendengarkan suara hati anak-anak dan generasi muda’ merupakan langkah awal untuk membantu mereka tumbuh sehat dan aman dari penyalahgunaan narkoba. Diharapkan mampu membebaskan generasi bangsa ini dari jeratannya, menuju Indonesia bersih narkoba,” terangnya.
Guspriadi memberi tips untuk mengenali gejala awal seseorang yang diduga telah kecanduan narkoba, diantaranya perilaku yang suka menyendiri, mudah tersinggung, sering berbohong serta memiliki perilaku tertutup.
“Jika menemukan hal itu pada anggota keluarga atau warga lingkungan sekitar masyarakat bisa melaporkan ke pihak BNN Kota Sawahlunto atau Instalasi Penerimaan Wajib Lapor (IPWL), untuk mendapatkan rehabilitasi dan pengobatan gratis,” imbau Guspriadi.***
Laporan: RIKI YUHERMAN