PADANG, HALUAN — Kue kering Rose mampu memenuhi permintaan pelanggannya setelah berproduksi sebulan. Berproduksi sebulan, produsen kue itu biasanya menghasilkan 9 ton kue. Semuanya laris diburu pelanggan untuk Lebaran.
Setiap hari, rumah sekaligus tempat usaha pembuatan dan penjualan Kue Rose di Jl. HOS Cokroaminoto No.75, Padang, memang tak pernah berhenti beraktivitas. Mulai subuh, oven batu (perno) sudah dipanaskan. Paginya, 30 karyawan sibuk membuat adonan dan mencetak kue, yang kemudian dibakar dengan hawa panas dari oven batu tersebut.
Baca Juga : Penting! PLN Selalu Ingatkan Pelanggan Bayar Listrik Tepat Waktu
Pembakaran yang sempurna dengan menggunakan oven batu membuat kue kering Rose matang sempurna dan terasa gurih di mulut. “Inilah yang menyebabkan pelanggan kami selalu mencari kue Rose setiap Lebaran sehingga usaha ini bisa bertahan lebih dari 50 tahun. Kami memulainya sejak tahun 1960,” kata Roslaini (85), pencetus Kue Rose, Didampingi putri-putrinya, Merry, Yanita, Linda, dan Ferry, Selasa (28/6).
Roslaini menjelaskan, mereka mulai berproduksi sejak awal Ramadan dan selesai berproduksi pada akhir Ramadan. “Setiap hari kami memproduksi 300 kg kue kering,” tambah Linda.
Baca Juga : Wow, Harga Cabai Rawit Tembus Rp80.000 Per Kg di Pasar Nanggalo Padang
Bahan baku yang digunakan, kata Linda, juga merupakan bahan-bahan pilihan dan tanpa bahan pengawet. Misalnya, untuk margarin dipakai merek Blue Band, untuk mentega digunakan merek wisman, tepung, susu serta cokelat yang berkualitas.
Untuk memproduksi kue, mereka dibantu oleh sekitar 30 karyawan yang berasal dari lingkungan sekitar sana.
Baca Juga : Kopilo Lahir di Bukittinggi, Koperasi Simpan Pinjam Tanpa Riba bagi Pelaku UMKM
Kue yang diberi merek dagang ‘Rose’ itu kebanyakan adalah jenis kue yang sudah sangat lama, bahkan saat ini jarang dijumpai lagi di pasaran. Namun, dengan mempertahankan resep asli yang diperoleh Roslaini dari zaman Belanda serta menjaga kualitas dan cita rasa melalui bahan baku yang berkualitas, membuat kue Rose selalu dicari dan bertahan hingga lebih dari 50 tahun.
“Jenis kue yang diproduksi di sini tidaklah terlalu banyak, yakni kue semprit, kacang tumbuk, kue benang, kue dahlia, nastar, keju, skippy, cornflakes, spekulas, kue cherry, coklat chip, dan kue koya,” tuturnya.
Baca Juga : Peringati HUT ke-72, Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 60%
Meski menggunakan bahan-bahan berkualitas, namun harga jual kue Rose sangat terjangkau oleh berbagai kalangan. Dengan kemasan plastik seperempat kg ataupun kemasan kotak setengah kg, kue Rose dijual dengan harga Rp45 ribu hingga Rp55 ribu per kotak isi seperempat kg.
Selain memasarkan sendiri di rumah, kue Rose, menurut Linda, juga dipasarkan ke berbagai toko yang menjual P&D serta oleh-oleh khas dari Padang, misalnya di Toko Ayu, Christine Hakim, Tiki (Jl. Nipah), Sherly, Nan Salero, Toko Ida, dan Toko On. Mereka juga banyak menerima pesanan kue hingga ke Pekanbaru dan Sungai Penuh. Tak heran jika produksi mereka mencapai sekitar 9 ton untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran saja. (h/atv)