Alhamdulillah, Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah di negeri kita akan berlangsung serentak pada hari Rabu tanggal 6 Juli 2016. Muhammadiyah sebagai salah satu Ormas Islam terbesar jauh hari sudah menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 6 Juli atau sama dengan kalender.
Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam. Artinya, menang berperang melawan hawa nafsu setelah selama satu bulan berpuasa. Ibarat seorang atlet yang mau bertanding, dampak dari latihan selama satu bulan harus dibuktikan dalam pertandingan sesungguhnya selama 11 bulan kemudian.
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq
Kita bisa menahan haus dan lapar serta nafsu lainnya yang bisa membatalkan puasa selama bulan Ramadan. Pada hari-hari biasa hendaknya kita juga mengamalkan apa yang telah dilakukan selama bulan Ramadan itu. Bahkan bisa lebih ditingkatkan lagi keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hari kemenangan yang kita tunggu hanya tinggal empat hari lagi. Merayakan kemenangan setelah satu bulan berpuasa tidaklah sama dengan merayakan kemenangan bagi seseorang atau sebuah tim yang keluar sebagai juara yang meluapkan kegembiraan dengan pesta pora.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (4): Selamat Tinggal Tahun Kelam
Terlepas dari situasi ekonomi yang sulit sekarang ini, merayakan lebaran bukanlah dengan pesta pora. Tak harus berbaju baru, tak harus beli ini dan beli itu, tak harus bepergian ke sana ke mari. Tapi bagi yang sanggup tentu tak ada salahnya. Silakan saja.
Kita perlu mengatur keuangan keluarga sebaik mungkin hingga tidak menjadikan lebaran untuk beli ini dan itu. Apalagi lebaran tahun ini berdekatan waktunya dengan masa masuk sekolah.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun (2): Kita Sungguh Perlu Bersatu
Ada di antara kita yang anaknya masuk TK, SD, SMA dan Perguruan Tinggi. Semuanya jelas membutuhkan biaya yang besar. Apalagi bagi keluarga yang anaknya lebih dari satu orang yang melanjutkan pendidikan, tentunya cukup berat. Belum lagi untuk kebutuhan hari-hari lainnya.
Untuk itu hadapilah lebaran dengan penuh kesederhanaan. Sesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga. Sederhana bukan berarti tak membeli baju baru, tapi menjuhkan diri dari hal-hal yang bersifat mubazir dan berlebihan.
Baca Juga : Catatan Akhir Tahun(1) : Ekonomi Menyedihkan
Islam mengajarkan kita agar hidup sederhana. Dengan hidup sederhana, kita selalu akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur kepada Allah. Sebaliknya Allah melarang kita untuk hidup mewah dan boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al Israa’:26-27)
Kesederhanaan juga membuat kita akan jauh dari praktik korupsi yang kini marah terjadi dalam berbagai level masyarakat. Kesederhanaan juga akan mendorong kita untuk berlaku jujur dan berjiwa sosial.
Hidup sederhana, tidak mewah dan tidak glamour, tidak saja mengingat pada saat ini bangsa kita sedang kesulitan, tapi hakikat hidup sederhana merupakan cara dan gaya hidup para nabi dan hamba Allah yang salih.
Mari kita rayakan Idul Fitri 1437 Hijriah dengan penuh kesederhanaan. Tapi dengan rasa gembira dan bahagia. ***