PADANG, HALUAN - Berdasarkan hasil analisis BMKG, Gempabumi Pasaman merupakan gempabumi kedalaman dangkal yang disebabkan aktivitas sesar aktif. Sesar aktif, yaitu Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone). Diduga kuat, segmen yang aktif dan memicu gempabumi itu adalah segmen Sesar Sumpur dengan laju geser 1 cm/tahun.
Hal itu disampaikan Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG. Berdasarkan analisis juga, peta guncangan (shakemap) BMKG memperlihatkan bahwa guncangan gempabumi dirasakan di Pasaman dan sekitarnya dalam skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), selanjutnya di Padang Panjang, Sicincin, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Tanah Datar dalam intensitas II SIG-BMKG (III MMI) dan di Padang serta Pekanbaru dengan intensitas I SIG BMKG (II MMI).
Di Pasaman dan sekitarnya gempabumi dirasakan cukup kuat oleh orang banyak, sementara benda-benda tergantung berayun dan jendela kaca bergetar.
Hingga laporan ini dikeluarkan BMKG, belum ada laporan mengenai kerusakan. Namun BMKG tetap mengimbau seluruh masyarakat Sumatera Barat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab krn berdasarkan monitoring BMKG tidak menunjukkan adanya gempa susulan yang lebih besar.
Gempabumi tektonik mengguncang sebagian besar wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya pada Minggu (10/7) sore. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini terjadi pada pukul 16.31.58 WIB dengan kekuatan M=5,4 Skala Richter. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,21 LU dan 100,08 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 10 kilometer arah baratdaya Kota Pasaman, Sumbar pada kedalaman hiposenter 10 kilometer. (h/isq)