BUKITTINGGI, HALUAN- Selama tahun 2016 kemarin, Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Bukittinggi menemukan 73 kasus penderita HIV/AIDS yang dirujuk ke Bukittinggi. Kasus tersebut meningkat jika dibanding tahun 2015 silam yakni sebanyak 68 kasus.
Sekretaris KPA Bukittinggi Marsal mengatakan, jumlah kasus penderita HIV/AIDS tersebut diperoleh KPA dari dua tempat rujukan yang disediakan, yakni Rumah Sakit Achmad Moechtar (RSAM) dan Klinik Serunai. Secara akumulatif total kasus HIV AIDS selama 2016 tercatat 73 kasus, terdiri dari 52 laki-laki dan 21 perempuan
Baca Juga : Senator Emma Yohana Apresiasi Gerakan KM Pansel Tanam Ribuan Batang Pohon
Dilihat secara rujukan kata Marsal, kasus HIV/AIDS ditahun 2016 memang terjadi pengingkatan dari tahun sebelumnya. Namun demikian, secara daerah khususnya untuk Bukittinggi kasus korban penderita HIV ditahun 2016 itu cenderung menurun dari tahun sebelumnya, yakni dari 18 kasus penderita HIV/AID ditahun 2015 menurun menjadi 11 Kasus ditahun 2016.
“Khusus untuk Bukittinggi penderita HIV/AIDS yang dirujuk ke RSAM selama tahun 2016 cenderung menurun. Sebab penderita HIV yang banyak dirujuk ke RSAM tersebut berasal dari daerah tetangga dibawah naungan KPA Bukittinggi. Mereka yang dirujuk ini setelah dinyatakan positive menderita HIV/AIDS,” ungkap Marsal, Kamis (9/2) dikantornya.
Baca Juga : Main Layangan Dekat Jaringan Lisrik PLN, Ini Bahayanya
Adapun penderita HIV/AIDS yang paling banyak dirujuk itu terang Marsal, berasal dari Agam sebanyak 25 orang, disusul Payakumbuh 12 orang, Bukittinggi 11 orang, Tanah Datar 8 orang, Pasaman 6 orang, Padang Panjang 4 orang dan Lima Puluh Kota 3 orang.
Menurutnya, penurunan kasus HIV untuk kota Bukittinggi selama tahun 2016 itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh KPA dengan sebaik mungkin. Upaya itu diantaranya melakukan pemberdayaan, memberikan informasi kelapangan terhadap bahaya HIV/AIDS, memberikan bantuan peningkatan kesehatan melalalui medical chek up di puskesmas yang ada.
Baca Juga : Karhutla Cagar Biosfer Capai 100 Hektare, Tim Kesulitan Lakukan Pemadaman
Selain itu KPA juga berupaya melakuka perubahan prilaku penderita melalui pertemuan dengan psikolog. Dan tak kalah pentingnya adalah sosialisasi yang terus digencarkan kepada masyarakat, pelajar, dan mahasiswa. “Alhamdulilah berbagai upaya dan program yang dijalankan oleh KPA mendapat dukungan dan bantuan dari pemerintah daerah,” sebut Marsal.
Ia menambahkan, untuk mengatasi dan menekan kasus HIV/ AIDS di Bukittinggi, KPA juga menggandeng empat kelompok LSM peduli HIV, diantaranya LSM Forsis, LSM Persaudaraan Korban Napza Bukittinggi (PKNB), LSM New Padoe Jiwa (NPJ) serta LSM Kelompok Dukung Sebaya (KDS).
Baca Juga : 100 Korporasi Perkebunan Dikumpulkan, Diperingatkan Agar Cegah Dini Karhutla
Empat LSM ini memiliki tugas yang berbeda dilapangan seperti bertugas untuk advokasi di lapangan, mencari, menjangkau, dan melakukan pendampingan terhadap korban yang berpotensi terjangkit HIV/AIDS, melakukan pemberdayaan dan mengalihkan aktivitas negatif ke aktivitas positif, serta mendampingi korban yang sudah terinfeksi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hingga mengingatkan korban untuk meminum obat. “LSM ini selain menciptakan kondisi kondusif dilapangan juga melakukan pendekatan kepada orang yang beresiko atau orang yang positif terkena HIV AIDS untuk mau dirujuk melakukan pemeriksaan ketempat yang telah disediakan. Selain itu, mereka juga melakukan pemahaman dan memberikan pengetahuan terhadap masyarakat akan bahaya AIDS,” pungkas Marsal. (h/tot)