Laporan: Yutis Wandi
Miris benar nasib yang dialami Deswanti (39) warga Jorong Kayu Samuk Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Kanker payudara yang dideritanya sejak 3 tahun terakhir membuatnya hanya bisa tergolek lemas tak berdaya di atas tempat tidur sejak setahun terakhir.
Baca Juga : SKB 3 Menteri Terkait Pemakaian Seragam siswa Perlu Ditinjau Ulang
Kondisi penderitaannya kian parah, kala dokter juga mengklaim dirinya mengidap kanker rahim yang komplikasi dengan diabetes. Nyaris sekujur badan dari pinggang hingga leher bagian depannya melepuh dan menghitam, karena kanker yang dideritanya makin parah dan akibat pengaruh pengobatan kemotherapy yang dilaluinya tak pernah tuntas karena tersandung biaya.
Deswanti hanya bisa pasrah. Bingung dan tak tau lagi harus berbuat apa untuk mengobati penyakitnya yang kian hari semakin parah dan tak kunjung sembuh. Sudah tak terbilang lagi cara yang sudah ditempuh oleh ibu tiga anak ini untuk terbebas dari penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi kaum wanita tersebut. Berobat secara tradisional hingga perawatan medispun ia jalani, tentunya sudah tak sedikit pula biaya yang dihabiskan. Mirisnya, bukan saja mempertaruhkan hidup melawan penyakit, Deswanti bersama keluarga ini juga berusaha keluar dari himpitan beban ekonomi.
Baca Juga : Jangan Ikuti! Iblis Penebar Hoaks Pertama
Nyaris tak ada harta berharga yang dimilikinya, bahkan rumah kayu sederhana yang dihuni Deswanti bersama suami dan ketiga anaknya pun itu menumpang di lahan milik warga. Tapi, getirnya hidup tidak membuat keluarga ini putus asa, selagi ada usaha pasti ada jalannya.
Sementara bagi Romi (42) suami Deswanti, kesembuhan istri dan keberlansungan sekolah buah hatinya seakan menjadi elegi dalam lembaran hidupnya. Meski sebagai pekerja upahan memetik kelapa dengan memanfaatkan tenaga beruk yang hasilnya juga tak seberapa. Uang yang terkumpul digunakannya untuk merawat sang istri menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Solok untuk megikuti serangkaian pengobatan.
Baca Juga : Surau Inyiak Djambek, Warisan Gerakan Pembaruan Pemikiran Islam
Menurutnya, beberapa bulan lalu, Deswanti dibawa suaminya menjalani kemoterapi di Rumah Sakit M. Djamil Padang. Berharap penyakit yang dideritanya bisa sembuh. Tapi karena keterbatasan biaya, dua bulan terakhir terpaksa dirawat di rumah saja. “Mau gimana lagi, untuk menjalani pengobatan di rumah sakit tentu butuh biaya, sedangkan pengahasilan saya hanya pas-pasan,” ungkap Romi kepada Haluan, Minggu (4/3).
Romi lantas memaparkan riwayat penyakit yang diidap istirnya. Awalnya merasakan sakit di payudara sekitar tiga tahun yang lalu, pada tahun 2015. Saking sakitnya, ia membawa berobat ke RSU Solok. Namun Desnawati terus menjerit-jerit kesakitan, Romi mengaku cukup panik dan hilang akal. Setelah beberapa hari dirawat di RSU Solok, Deswanti divonis menderita kanker payudara oleh dokter kala itu. “ Vonis dari dokter ini seakan menjadi pukulan bagi kami, apalagi biaya untuk perawatan di rumah sakit sudah habis. Bahkan ketika pihak RSU Solok merujuk agar konsultasi ke RS. M. Djamil Padang guna menjalani pegobatan lanjutan,” ujarnya.
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq
Romi akhirnya bekerja lebih giat sebagai tukang memetik kelapa dengan beruk, mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan. “Untuk konsultasi dan perawatan kemoterapi di RS M Djamil Padang sudah dikakukan 18 kali. Sementara untuk berobat rutin ke RSU Solok sebanyak 1 kali seminggu, dijalani hingga tahun 2016,”katanya pilu.
Hidup dibalut kemiskinan, menambah berat penyakit yang bertahun-tahun menggerogoti. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan harian, berikut biaya sekolah tiga anaknya yang masih di SD, membuat derita Romi dan Deswanti terasa semakin lengkan.