PADANG, HARIANHALUAN.COM--Selama tahun 2017, sebanyak 181.029 peserta KB baru sudah dilayani atau 103,96 persen dari Kontrak Kinerja Provinsi Sumbar sebesar 174.127.
Disamping itu, berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, angka fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran 2,4 mengalami penurunan dari 2,6 SDKI tahun 2017 secara nasional dan untuk Sumbar TFR pada SDKI 2017 sebesar 2,5 juga mengalami penurunan dari 2,8 pada SDKI tahun 2012.
Baca Juga : Padamkan Karhutla, Personal Gabungan Bermalam di Hutan
"Disamping pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak juga suatu kebijakan utama bagi Bkkbn," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, H Syahruddin saat memberikan sambutan di Forum peningkatan peran Tokoh Masyarakat (Toma) dan Tokoh Agama (Toga) dalam promosi dan konseling kesehatan produksi, Kamis (22/3) di Padang.
Diketahuinya, saat ini angka kelahiran ibu melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi yakni 359 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk Sumbar yakni berada pada angka 212 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012). Jika dibandingkan dengan negara tetangga terlihat sangat jauh perbedaannya, seperti Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 120 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (WHO 2014).
Baca Juga : Warga Gugat Bobroknya Pengelolaan Sampah di Kota Pekanbaru
"Capaian KB pascapersalinan di Sumbar saat ini juga masih rendah, dari data yang ada di rumah sakit sebanyak 13.776 yang menggunakan alat kontrasepsi hanya 6.136 atau 44,54 persen yang ber-KB," jelasnya.
Ia menjelaskan, melihat masih tingginya angka drop out kesertaan ber-KB, masih rendahnya penggunaan kontrasepsi (CPR), masih besarnya angka pasangan usia subur (PUS) yang belum terlayani dan belum menggunakan kontrasepsi, tingginya angka kematian ibu, makin banyaknya pernikahan usia muda, dan masih tingginya angka kesakitan terkait dengan kesehatan reproduksi.
Baca Juga : Bobroknya Pengelolaan Sampah di Pekanbaru Jadi Perhatian Nasional
Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi oleh masyarakat. Dalam hal ini, Bkkbn Sumbar mengandeng tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (Toma), untuk mensosialisasikan tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat.
"Ini salah satu upaya untuk terwujudnya pelaksanaan promosi dan konseling kesehatan reproduksi pada seluruh lapisan masyarakat, melalui Toga dan Toma," ulasnya.
Baca Juga : Pembangunan IPAL Domestik Upaya Mewujudkan Lingkungan yang Bersih
Menurutnya, Toga dan Toma adalah sebagai orang yang sangat disegani oleh masyarakat. Untuk itu, diharapkan dapat memberikan dukungan dan pengetahuan pada masyarakat tentang pentingnya kesehatan reproduksi.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir memberikan materi Direktur Kesehatan reproduksi BKKBN RI Dra.Mariana, Fapsedu Sumbar, Pogi Sumbar, dan Bkkbn Sumbar. Peserta berasal dari tokoh agama, adat, tokoh masyarakat dan sejumlah pihak lainnya. (h/rin)