PADANG, HARIANHALUAN.COM – Dalam kondisi bencana, pelayanan rumah sakit tidak boleh lumpuh meski pun secara fisik, seluruh bangunan lumpuh atau akses jalan terputus menuju rumah sakit tersebut. Kepastian ini termasuk dalam Disaster Hospital Plane RSUP Dr M Djamil.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (Dirut RSUP), Dr. M Djamil Yusirwan Yusuf, mengatakan, RS Djamil menjadi salah satu titik evakuasi akhir dalam skema tanggap bencana di Kota Padang. Sebagai pusat pelayanan kesehatan, rumah sakit ini termasuk dalam zona kuning.
Baca Juga : RS Pratama Lubuk Malako Solsel Segera Dioperasikan, Siap Layani Masyarakat
"Fasilitas pelayanan dalam keadaan darurat itu selalu standby. Meski pun rumah sakit lumpuh total, pelayanan tetap ada. Lapangan bola milik PT KAI di belakang rumah sakit sewaktu-waktu akan menjadi pusat pelayanan saat pelayanan di gedung tak bisa dilakukan," kata Yusirwan pascasimulasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN), bersama BPBD Sumbar dan instansi terkait lainnya, Kamis (26/4).
Selain di kawasan Jati Kota Padang, pelayanan rumah sakit lapangan juga sewaktu-waktu saat bencana tiba bisa digunakan oleh RS Djamil. Saat ini, rumah sakit lapangan RS Djamil selalu dalam keadaan siap di kawasan Ulu Gadut, tepatnya di samping RS HB Saanin Padang.
"Tenda-tenda didirikan, dilengkapi lima kamar bedah dan fasilitas penunjang lainnya. Jadi, seandainya keadaan darurat karena bencana, sedangkan akses ke Jati tertutup, masyarakat bisa langsung ke rumah sakit lapangan itu. Prinsipnya semua layanan itu semua dalam keadaan siaga," katanya lagi.
Pelayanan Jangan Gagap
Baca Juga : Seratusan Relawan Pemenangan Mahyeldi - Audy Padati BIM, Sambut Kepulangan Gubernur Terpilih
Terkait simulasi gabungan kebencanaan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Nasional yang jatuh pada 26 April setiap tahunnya, Yusirwan menegaskan rumah sakit perlu serius mengikutinya. Sama halnya dengan dengan pusat layanan publik lainnya.
Ia menekankan, petugas RS Djamil harus terus dalam kondisi sikap yang reflek atas bencana yang sewaktu-waktu bisa datang. Sehingga saat bencana datang, tidak terjadi kegagapan di sana-sini dalam memberikan pelayanan dan penanganan dalam keadaan darurat.
Baca Juga : Angka Kematian Karena Covid-19 di Sumbar Mencapai 2,22% % atau 634 Kasus