Laporan: Yutiswandi
Salah satu korban air bah Batang Lembang, Widya Aprinia, Senin (14/5) kemarin dikebumikan di pandam pekuburan keluarga. Kepergiannya membawa rasa duka mendalam bagi keluarga Irsal dan Dewi, bapak dan ibu Widya yang merupakan warga Perumahan Batubatupang Indah, Koto Baru.
Baca Juga : SKB 3 Menteri Terkait Pemakaian Seragam siswa Perlu Ditinjau Ulang
Peristiwa naas yang terjadi Minggu (13/5) itu juga memakan korban dua orang lainnya. Dua korban lain itu hingga kini belum diketahui keberadaannya pascaterseret air bah aliran Batang Lembang sejak dari kawasan Aie Abu, Korong Sawah Pasie Nagari Koto Baru. Sejumlah kabar soal peristiwa ini sempat simpang siur. Ada yang menyebut anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Irsal dan Dewi ini ke Batang Lembang untuk mandi-mandi di sungai itu.
“Bukan,”jelas Aznul, teman satu kantor orang tua Widya, Irsal di Pemkab Solok saat ditemui Haluan di rumah duka.
Baca Juga : Jangan Ikuti! Iblis Penebar Hoaks Pertama
Widya yang bertugas di Pemkab Solok sebagai tenaga harian lepas THL disebut Aznul baru saja pulang dari ziarah kubur di makam neneknya yang berada tak jauh dari tepian sungai, persis di belakang komplek perumahan tempat ia menetap. Di usianya yang masih berbilang muda itu, yakni 23 tahun, Widya sosok yang peduli dengan almarhum neneknya. Tak sekedar ziarah, Widya yang bertugas di Pemkab Solok sebagai ajudah pribadi Asisten II Setdakab Solok itu juga bersih-bersih kubur. Sebuah rutinitas yang biasa dilakukannya jelang masuknya bulan suci Ramadan, lazim dilakukan oleh muslim.
Dari sana, informasi lain yang dikumpulkan Haluan menyebutkan ia bersama sepupunya Fatih dan temannya, Habid yang hingga berita ini diturunkan belum diketahui keberadaannya setalah diseret air bah itu kembali ke rumah. Sebelumnya, karena alas kaki kotor dengan tanah dari areal makam tadi, mereka berinisiatif untuk membersihkan itu dengan air sungai.
Baca Juga : Surau Inyiak Djambek, Warisan Gerakan Pembaruan Pemikiran Islam
Sambil membersihkan diri, Widya mengambil posisi agak ke tengah sungai. Kemudian, ia duduk di atas sebuah batu. Sementara teman-teman lainnya juga melakukan hal yang sama. Berbarengan dengan waktu berebut senja, tiba-tiba saja datang air bah yang begitu besar dari hulu sungai. Disitulah malapetaka itu terjadi. Widya digulung air bah. Begitu juga sepupunya Fatih yang sedang mandi.
Temannya Habid (23), yang dikhabarkan satu almamater di sebuah pergurian tinggi swasta di Padang, kemudian mencoba menarik tangan Widya. Tapi malang tak dapat ditulak, mujur tak dapat diraih, Habid yang khabarnya berasal dari Bukittinggi, juga ikut terseret air besar yang datang begitu deras. " Ketiganya hanyut. Widya, Fatih dan Habid sempat hilang. Sedangkan temannya yang lain berhamburan keluar sungai dan pergi memberi khabar kepada orang tua Widya," cerita Yanti yang juga tetangga korban di Perum Batu Tupang Indah.
Baca Juga : Prabowo dan Habib Rizieq