HARIANHALUAN.COM-Dari ketiga anggota DPR RI termuda periode 2019-2024, ia merupakan satu-satunya yang terbebas dari politik dinasti. Dua politisi milenial lainnya adalah Hillary Brigitta Lasut dari Nasdem dan M. Rahul dari Gerindra.
Dia adalah Farah Puteri Nahlia. Gadis kelahiran Semarang, 2 January 1996 ini menamatkan studi S1 dan S2 di bidang politik dan hubungan internasional di University of London.
Farah merupakan Caleg fraksi PAN Dapil Jawa Barat XI.
Ia maju di daerah pemilihan Jabar IX (Kabupaten Garut dan Tasikmalaya) dan berhasil mengantongi 113.263 suara.
Luar biasa, jumlah ini menggungguli dua politisi senior yang menjadi pesaingnya di Dapil IX, Letjen TB Hasanudin dari PDIP (104 ribuan) dan KH Maman Imanulhaq dari PKB (58 ribuan).
"Sejujurnya enggak nyangka. Saya memang ada target lolos, tapi tidak dengan raihan suara sebanyak itu," kata Farah dengan wajah berbinar.
Soal pilihannya menjadi politisi lewat PAN, dia menyebut keluarga besarnya yang banyak aktif di Muhammadiyah sebagai salah satu penyebabnya.
"Kami punya ikatan emosional dengan PAN karena nenek aktif di Muhammadiyah," ujarnya.
Farah merupakan anak dari pasangan H. M. Fadil Imran dan Ina Adiati.
Orang tuanya bukan angggota atau mantan anggota dewan, bukan pula politisi.
Sang ayah adalah seorang Brigadir Jenderal Polisi yang lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.
Jauh sebelum pencalonan, Farah sudah aktiv dalam kegiatan sosial.
Sebelumnya Sarah pernah membantu memulangkan TKW asal Subang yang bermasalah di luar negeri.
TKW bernama Ibu Een itu sudah lama tidak digaji dan tidak dapat pulang dari negara tempat dia bekerja meskipun sudah beberapa kali berusaha.
Berkat koordinasi Farah Puteri Nahlia dengan BPNTKI, akhirnya keinginan Ibu Een dapat tercapai.
Sejak saat itulah tergugah hati Farah Puteri Nahlia untuk menjadi anggota dewan.
Bersama rekan-rekan sebayanya di DPR, Farah berjanji akan bekerja sebaik mungkin untuk memperbaiki citra dan kinerja DPR ke depan. "Setidaknya saya mulai dari diri sendiri deh. Saya tidak akan merusak karir dan masa depan yang masih panjang," ujar Farah. *