Virus corona atau yang bisa juga disebut covid-19 meresahkan semua masyarakat. Mirisnya, virus ini mampu mengubah gaya hidup manusia, yang awalnya bebas melakukan kegiatan di luar rumah kini harus melakukan kegiatan dari dalam rumah.
Oleh: Mistra Jamil
Saat ini seluruh lembaga pendidikan telah mengalihkan proses belajar mengajar untuk sementara waktu melalui daring (online) dengan menggunakan aplikasi sampai waktu yang belum ditentukan.
Kuliah online tersebut tentu memudahkan mahasiswa untuk kuliah. Bangun tidur tanpa mandi mereka bisa lansung kuliah, sambil masak atau sambil mainpun juga bisa. Namun berbeda halnya di Nagari yang berada di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan persisnya di Nagari Sungai Nyalo IV Koto Midiek, Nagari Tuik, Nagari Taratak Tempatih dan Nagari Lubuk. Pasalnya, Nagari tersebut memiliki keterbatasan akses internet, sinyalnya di sana sangat minim.
Alasannya, di Nagari tersebut hanya bisa mengakses jaringan internet ketika lisrik menyala. Ironisnya lagi, selama 2 hari terakhir ini di Kecamatan Batang Kapas sinyal internet pudur dikarenakan lampu tak hidup. Apalagi cuaca yang tidak baik, hujan yang sangat deras dan petir selalu mengguyur.
Kondisi yang demikian tentu membuat mahasiswa yang tinggal disana canggung. Demi untuk mengambil absen dengan menganggapi makalah yang di share ke grup WhatsApp, mereka rela pagi buta hujan-hujanan untuk mencari sinyal ke Pasar Kuok Batang Kapas dengan jarak tempuh kurang lebih 2 kilometer (km).
Hal tersebut dilakukan setiap hari, mereka selalu berupaya mencari sinyal apabila listrik di Nagari mati. Terlebih, jumlah mahasiswa yang bermukiman cukup banyak lantaran ada 4 Nagari. Ketika ada internet mereka getol agar bisa proses perkuliahan bisa dijalankan. (*)