Kedepannya, ia berharap, museum dapat bergeser dari awalnya pengunjung hanya pasif melihat-lihat koleksi yang dimiliki museum, menjadibpengunjung yang aktif, dimana dapat mempraktekan replikasi koleksi-koleksi tersebut.
"Contohnya, kalau museum memiliki koleksi panah-panah, terdapat lapangan panahan di museum tersebut. Lainnya, museum yang menyimpan bajak sawah, hendaknya ada sawah di sana," ujarnya.
Untuk itu, museum menurutnya harus dapat memberikan pelayanan pengetahuan kepada masyarakat.
Prof. Herwandi menerangkan, pada awalnya, museum bertujuan sebagai tempat pemujaan terhadap 9 dewa-dewa Yunani.
Namun dalam perjalannya, museum berkembang menjadi tempat kerja para ahli dan pemikir pada zaman Yunani kuno.
"Museum berkembang menjadi tempat bertanya, karena disanalah ahli-ahli berkumpul. Jika mau bertanya filsafat, bertanya ke ahli filsafat, bertanya matematika, bertanya ke ahli matematika, mereka ada di museum," ujarnya.
Selain Prof. Prof. Dr. Herwandi, M.Hum, materi hari kedua juga diisi oleh Silfia Devi, Pamong Muda Balai Pelestarian Nilai Budaya.