PADANG, HARIANHALUAN.COM - Pelaku penyiraman bidan dengan air panas mendidih hingga badannya melepuh masih dalam pencarian jajaran Polsek Kota Tangah.
Kapolsek Koto Tangah, AKP Afrino membenarkan hal tersebut setelah adanya laporan tindak pengeniayaan sekitar pukul 13.00 WIB yang terjadi di dijalan Baringin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.
"Korban melaporkan hal tersebut bersama suaminya, korban seorang bidan bernama Sri Wahyuni (31)," ucap Kapolsek pada Rabu (8/12/2021).
Bedasarkan laporan korban, kata Afrino, korban disiram terduga pelaku disebuah warung depan klinik persalinan Bidan Sri Wahyuni, karna pelaku tidak terima ditegur suara musiknya keras, lalu terduga pelaku menyiram korban dengan air panas mendidih hingga mengenai leher, bahu dan tangannya sampai melepuh.
“Untuk identitas diduga pelaku sudah kami kantongi yang tak lain adalah kakak ipar dari korban. Setelah menerima laporan, saya dan jajaran Polsek Koto Tangah langsung menuju rumah pelaku,” ujarnya.
Sampai di lokasi TKP, sambung Afrino, jajaran Polsek Koto Tangah tidak menemukan pelaku, yang diduga melarikan diri setelah mengetahui dirinya dilaporkan ke polisi.
Namun kata Afrino, saat ditemui pihak keluarga diduga, istri dan paman pelaku berjanji akan menyerahkan pelaku ke pihak kepolisian karena ini terkait adanya hubungan keluarga.
“Tapi atas adanya laporan polisi, kami tetap akan melakukan pencarian terhadap pelaku walaupun pihak keluarga berjanji akan menyerahkan terduga pelaku," katanya.
"Selanjutnya dari tempat kejadian kami berhasil mengamankan barang bukti panci kecil yang digunakan pelaku menyiram korban dan speker aktif," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang bidan yang baru siap melakukan persalinan, disiram air panas mendidih hingga badannya melepuh oleh seorang pria karna tidak terima disuruh mengecilkan suara musik, di Jalan Baringin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat,
Saat ini bidan tersebut mengalami luka bakar pada bagian wajah hingga bahu sebelah kiri,
Diketahui peristiwa itu terjadi di klinik persalinan Bidan Sri Wahyuni, yang mana korban ialah pemilik klinik tersebut.
"Pada saat itu, di klinik saya baru saja membantu seorang ibu melahirkan, bayinya baru lahir sekitar jam 20. 00 WIB, tapi dari warung yang ada di samping klinik, terus terdengar suara musik yang keras sehingga anak yang baru lahir terus saja menangis, saya datangi dan minta untuk dikecilkan suara musiknya," ujar korban, seorang bidan bernama Sri Wahyuni (31) saat di temui harianhaluan.com dirumahnya.
Ketika warung itu didatangi, menurut Ayu, si pemilik warung yang tidak terima ditegur sempat menjawab dengan kata-kata kasar, cabul dan vulgar, ia menjawab dengan sumbang dengan menyebutkan tidak ada kaitannya antara suara speaker dengan anak yang baru lahiran.