“Penganugerahan AK-PWI merupakan apresiasi dari kawan-kawan pers bagi kepala daerah yang telah mengangkat tema kebudayaan dalam pembangunan di daerahnya. Banyak cara yang bisa dilakukan. Intinya adalah dengan cinta dan kasih sayang, dengan pola dan cara yang berbeda di masing-masing daerah sesuai kulturnya,” ungkap M. Nuh.
Sementara itu Ketua PWI Pusat, Atal S. Depari, mengatakan, penerima AK-PWI adalah orang-orang hebat dalam mempertahankan kebudayaan di daerahnya. Negara menjadi super power dengan hanya kebudayaannya. Contohnya adalah kehidupan gotong royong yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang patut untuk terus dilestarikan.
“Dengan penghargaan AK-PWI ini, kita harapkan bisa menginspirasi kepala daerah lain. Penghargaan ini adalah salah satu bentuk sinergitas antara pers dan pemerintah. Peran pers sebagai pencerah bagi masyarakat, misinya sama dalam membudayakan kebudayaan itu sendiri," terangnya.
Dialog Kebudayaan yang dilaksanakan PWI Pusat tersebut, juga dihadiri pengurus PWI se-Indonesia. Usai mengikuti Dialog Kebudayaan tersebut, Wako Fadly Amran disambut Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus dan Dewan Kehormatan PWI Sumbar, Basril Basyar. (*)