HARIANHALUAN.COM - Akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina membuat sejumlah pemimpin Eropa menjatuhkan sanksi. Bahkan, Jerman dan Belanda ikut mengirimkan bantuan rudal dan anti-tank ke Ukraina.
Gedung Putih mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia pada Sabtu malam, 27 Februari 2022.
AS, bersama dengan Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Kanada, memutuskan beberapa bank Rusia dari jaringan perbankan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).
"Dan menerapkan tindakan pembatasan yang akan mencegah Rusia Bank Sentral dari mengerahkan cadangan internasionalnya dengan cara yang merusak dampak sanksi kami," kata pernyataan Gedung Putih.
"Ini akan memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global," lanjutnya.
"Kami berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi penjualan kewarganegaraan - yang disebut paspor emas - yang memungkinkan orang kaya Rusia yang terhubung dengan pemerintah Rusia menjadi warga negara negara kami dan mendapatkan akses ke sistem keuangan kami" tambah Gedung Putih.
Baca Juga: Dampak Gempa 25 Februari di Sumbar, Kubah Masjid Agung Pasaman Barat Roboh
AS juga akan meluncurkan satuan tugas trans-Atlantik yang akan memastikan penerapan sanksi keuangan yang efektif dengan mengidentifikasi dan membekukan aset individu dan perusahaan yang terkena sanksi yang ada di dalam yurisdiksinya.
Artikel Terkait
Situasi Memanas! China Malah Sarankan Warganya di Ukraina Kibarkan Bendera Tiongkok
Gawat! NATO Siaga Penuh, 40 Ribu Tentara Siap Dikerahkan: Serangan Rusia ke Ukraina Tindakan Brutal
Dampak Gempa 25 Februari di Sumbar, Kubah Masjid Agung Pasaman Barat Roboh
Duka Sumbar, 4 Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimpa Runtuhan Bangunan Gempa Pasaman Barat
Gaduh! Menyoal Pernyataan Menag, MUI Papua Ingin Yaqut Minta Maaf pada Umat Islam
Kontroversi Pernyataan Menag, Mundur dari Jabatan Atau Diberhentikan Secara Tidak Hormat?
Elon Musk Tanggapi Permohonan Wakil Perdana Menteri Ukraina, Layanan Internet Kecepatan Tinggi Sudah Aktif!