HARIAN HALUAN - Mata pelajaran sejarah kerap dianggap menjemukan, membosankan, dan tidak menarik bagi siswa.
Bagi mereka, sejarah hanya sebatas mata pelajaran yang dituntut banyak menghafal siapa, kapan, dimana, apa, dan lainnya.
Siswa seolah setengah ‘dipaksa’ menghafal sejarah nasional, sejak awal hingga masa kontemporer.
Akibatnya, mereka umumnya tidak mengetahui sejarah lokalnya, yang rupanya memengaruhi sejarah nasional.
Permasalahan yang kerap dijumpai tersebut, menjadi inti pembicaraan Seminar Nasional yang diselenggarakan Program Studi Pendidikkan Sejarah STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh.
Seminar yang diselenggarakan secara daring pada Rabu 30 Maret 2022 tersebut, membicarakan sebab-sebab minimnya integrasi sejarah lokal dalam pembelajaran di SMA/SMK/ dan Madrasah Aliyah.
Acara seminar yang dibuka Wakil Ketua II STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Ade Kurnia, SH, MH itu, diikuti oleh 106 peserta yang berasal dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, mengusung tema Literasi Muatan Lokal dalam Pembelajaran Sejarah tersebut, berlangsung meriah dan hangat.