HARIAN HALUAN - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno nilai pelaksanaan mudik 2022 berjalan Aman dan lancar.
Ia mengatakan situasi pandemi lalu membuat masyarakat tidak bisa mudik dalam dua tahun terakhir, tapi pemerintah telah melonggarkan aturan mudik dan hasilnya, tercatat rekor -rekor baru.
Menurutnya, mayoritas pemudik menggunakan moda transportasi darat dan melalui jalan tol dan sejumlah skema diberlakukan dan hasilnya musim mudik 2022 jadi lebih terkendali.
Baca Juga: Puan Maharani Minta Pelayanan kepada Pemudik Tetap Optimal
"Upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, arus searah atau one way dan arus berlawanan arah atau contra flow sudah maksimal.” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno.
Ia menjelaskan pengelola jalan tol, Jasa Marga mencatat 1,7 juta kendaraan keluar Jabodetabek sampai H-1 Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Angka ini lebih tinggi 9.5% dari tahun 2019 dan memecahkan rekor lalu lintas tertinggi sepanjang sejarah mudik dan Badan Litbang Perhubungan (Maret 2022) juga merilis pilihan jalur yang dilalui pemudik adalah Tol Trans Jawa 24,1 persen serta jalur lintas Tengah Jawa 9,7 persen, Tol Cipularang 9,2 persen, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 82, persen dan Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen," ujarnya.
Baca Juga: Megawati Terima Kunjungan Prabowo dan Puan Maharani, Pengamat: Ini Bisa Jadi Embrio Pilpres 2024
Ia menambahkan meski lalu lintas padat, tapi angka kecelakaan tahun ini justru turun karena berdasarkan data PT Jasa Raharja, jumlah kecelakaan lalu lintas tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2019.
"Pada periode 25 April 2022 sampai 5 Mei 2022 tercatat ada 4.107 kecelakaan lalu lintas dan 568 korban di antaranya wafat dan periode yang sama di tahun 2019 terdata 4.083 kecelakaan lalu lintas dan 824 orang wafat, artinya jumlah kasus kecelakaan lalu lintas menurun 28 persen dan kasus warga yang wafat turun 49 persen," katanya.
Kemudian ia pun juga mengapresiasi pengaturan waktu mobilisasi mudik dan balik yang sudah dimulai tahun ini yaitu dengan mengurai kepadatan saat puncak arus mudik dan balik dilakukan perpanjangan masa libur sekolah dan kuliah serta menerapkan sistem bekerja dari rumah (work from home).
Baca Juga: Megawati Terima Kunjungan Prabowo dan Puan Maharani, Pengamat: Ini Bisa Jadi Embrio Pilpres 2024
"Saat ini arus balik masih terus berlangsung dan volume kendaraan arus mudik dan balik tidak jauh berbeda, tapi durasi arus balik lebih lama ketimbang arus mudik, dimana arus mudik lebih melandai, ditambah lagi ada tradisi lebaran ketupat di pantai utara Jawa dan peregangan masuk kerja dan sekolah," kata Dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.
Dikatakannya, dengan durasi yang lebih panjang ini, pemerintah dan pihak terkait bisa mengevaluasi layanan mereka sejauh ini.