HARIAN HALUAN - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) berhasil mengevakuasi seekor buaya yang ditemukan di Kelurahan Sungai Sapih, Kuranji, Kota Padang dam membawanya ke tempat transit satwa pada Selasa, 17 Mei 2022.
Terkait penemuan satwa langka itu, Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono pada Senin, 16 Mei 2022 menjelaskan terkait pencegahan konflik manusia-buaya, antara lain menjelaskan ciri-ciri tempat yang kerap didiami buaya.
"Sungai dan muara yang dalam dengan aliran arus yang lambat merupakan habitat yang paling disukai oleh buaya dan di lokasi seperti itu buaya biasa bersarang," kata BKSDA Sumbar.
Baca Juga: Buaya yang Ditemukan di Sungai Sapih Berhasil Dievakuasi, Ini Kondisinya Kata BKSDA Sumbar
Ia mengatakan apabila terjadi banjir yang membuat arus sungai bertambah deras, umumnya buaya akan menyebar ke sekitar habitat utamanya untuk mencari perairan yang lebih tenang sebagai tempat bersarang.
"Buaya merupakan pemangsa penyergap, menunggu mangsa hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkam tiba-tiba sehingga ketika menunggu mangsanya di dalam air, buaya biasanya akan menyamar seperti batang kayu yang mengapung tap mata dan lubang hidung buaya masih dapat terlihat ketika ia melakukan penyamaran seperti itu.
"Reptil ini akan lebih buas apabila memasuki musim kawin dan bertelur, sehingga lebih mudah menyerang hewan dan manusia yang mendekatinya atau sarangnya," ujarnya.
Baca Juga: BKSDA Sumbar Terima Trenggiling dan Kukang dari Warga Pauh Padang dan Padang Pariaman
Menurutnya, biasanya induk buaya betina menyimpan telur-telurnya di bawah gundukan tanah atau pasir, bercampur dengan tumpukan dedaunan dan buaya akan menjaga sarang telurnya itu dari jarak sekitar 2 meter.
"Jika bertemu telur atau anak buaya, kami ingatkan untuk segera pergi dari tempat itu karena dipastikan ada induk buaya yang siap menyerang," kata Kepala BKSDA Sumbar.
Lebih lanjut dikatakannya, apabila sewaktu-waktu bertemu langsung dengan buaya, hindari sisi depan atau moncong buaya dan bergeraklah ke arah samping atau belakang satwa tersebut karena buaya tidak terlalu mudah untuk menyerang ke arah tersebut.
Baca Juga: Gagalkan Penyelundupan Satwa Dilindungi, BKSDA Sumbar Selamatkan 3 Burung Beo Mentawai
"Apabila tengah menaiki perahu di sungai atau muara sungai, BKSDA mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan, apa lagi jika di dalam perahu terdapat ikan, udang, atau kerang karena bau amisnya dapat memancing buaya," ujarnya.