Resmi Tutup Festival Danau Maninjau 2022, Wabup Agam: Upaya Perkuat Marwah Daerah

- Senin, 1 Agustus 2022 | 11:21 WIB
Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri Dt Parpatiah saat menutup Festival Pesona Danau Maninjau 2022
Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri Dt Parpatiah saat menutup Festival Pesona Danau Maninjau 2022

HARIAN HALUAN -Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri Dt. Parpatiah menutup secara resmi Festival Pesona Danau Maninjau 2022, di objek wisata Linggai Park Kecamatan Tanjung Raya, Minggu 31 Juli 2022.

Penutupan ini dihadiri Kepala Disparpora Agam, Syatria beserta jajaran dan peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Wabup Irwan Fikri menyebutkan, Festival Pesona Danau Maninjau ini bukan hanya sekedar event, tapi upaya untuk perkuat marwah daerah.

Baca Juga: 35 Penyanyi Minang Adu Bakat di Fetival Danau Maninjau 2022

Menurutnya, Festival ini berikan persepsi bahwa kawasan Danau Maninjau adalah wujud istimewa dari keindahan alam, serta intelektualitas budaya yang melahirkan karakter wilayah dan personal.

“Maka rangkaian Festival ini dapat melahirkan sinergitas dan kolaborasi kegiatan yang sangat baik,” ujarnya.

Untuk itu katanya, ini perlu dijadikan pemikiran ke depannya, karena menurutnya dapat menunjang program unggulan pemerintah daerah.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Agam Gelar Lomba Pasambahan Adat Tingkat Umum di Festival Danau Maninjau

“Kita berharap Festival ini berlanjut setiap tahun, sehingga dampak terhadap ekonomi masyarakat terlihat jelas dan signifikan,” pintanya.

Dikatakannya, penyelenggaraan event harus miliki multiplier effect agar berdampak pada pertumbuhan ekonomi, baik secara mikro maupun makro.

Artinya, tujuan yang diharapkan dari Festival ini terlihat dampaknya pada masyarakat, sehingga dapat dikalkulasikan perputaran ekonominya.

Baca Juga: Festival Pesona Danau Maninjau 2022 Dibuka Dengan Arak-arakan Jamba Bundo Kanduang

Selain itu dijelaskan wabup, Festival juga untuk mengembalikan khazanah kawasan Danau Maninjau, dengan mengusung beberapa kegiatan bersifat kebudayaan dan sejarah, meskipun ada yang bersifat kontemporer.

“Namun semua itu adalah untuk menjaga keseimbangan nilai yang telah berkembang sesuai zaman kekinian, tapi tetap dalam patron interaksi yang berbudaya sesuai falsafah ABS-SBK,” katanya.

Halaman:

Editor: Muhammad Irfan

Sumber: Agam Media Center

Tags

Terkini

X