HARIAN HALUAN - Sekitar abad ke-17 hingga abad ke-18 pernah ada tradisi hukuman kuno yakni pasung mulut terhadap perempuan terutama di Inggris.
Hukuman pasung mulut ini lantaran, apabila seorang wanita dinilai terlalu bawel, menghina hingga suka marah-marah tidak jelas.
"Alat pasung mulut awalnya berasal dari kastil Exeter, dipakai untuk tahanan wanita yang suka berteriak, mengumpat, atau meneriakkan pelecehan di malam hari. Alat itu sangat tidak nyaman saat dipakai," ujar pendiri Museum Cecil Williamson, dikutip pada Minggu 16 Oktober 2022 dari laman resmi.
Unik Juga: Wanita Suku Miao Punya Tradisi Unik Hias Rambut
Apabila dibandingkan dengan era saat ini, wanita yang doyan bawel atau julid tidak ada hukuman kecuali dinilai melanggar UU ITE di media sosial dengan delik aduan.
Tidak terbayangkan bila hukuman itu berlaku bagi wanita zaman sekarang yang doyan menghina, mencibir, mengumpat, berteriak sumpah serapah, maupun doyan ngomong jelek.
Hukuman pasung mulut ini pernah dialami oleh Jane Wenham pada 1712.
Alat pasung mulut bernama Scold's Bridle tersebut pun pernh dipajang di Museum of Witchcraft and Magic, Inggris.
Baca Juga: Ada 2 Planet Baru Layak Huni, Setahun Disana Hanya 8 Hari Mirip Akhirat Saja!
Alat pasung mulut ini pertama kali dibuat pada 1380-an oleh Geoffrey Chaucer.
Di tahun pertama pembuatannya, alat itu memang sudah ditujukkan untuk perempuan.
Ada banyak contoh penggunaan alat pasung mulut ini di zaman dulu.
Misalnya pada 1699, seorang perempuan bernama Cecily Pewsill harus menggunakan pasung mulut karena suka marah-marah di tempat kerja.
Kemudian, Elizabeth, istri George Holborn dari Northumberland, pada 1741 pernah dipasung mulutnya selama 2 jam karena menghina dan merendahkan orang lain.