La Nyalla Minta Setop Tarik Pajak dari Rakyat: Kembalilah ke Pancasila

- Jumat, 21 Oktober 2022 | 21:03 WIB
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti (kiri kemeja putih) (Istimewa)
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti (kiri kemeja putih) (Istimewa)

 

HARIANHALUAN.COM - Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, berpendapat, bahwa Indonesia lebih tepat mengandalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk tumpuan utama Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), ketimbang pajak dari rakyat.

Demikian disampaikan La Nyalla saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional tentang Kebangsaan dan Entrepreneurship di Universitas Islam Malang (Unisma), pada Jumat, 21 Oktober 2022.

La Nyalla berpendapat, ada beberapa alasan Indonesia lebig tepat menarik PNPB ketimbang mematok pajak dari rakyat.

"Kenapa tepat? Karena Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan keunggulan komparatif sumber daya alam, biodiversity hutan dan Iklim yang mendukung untuk menjadi lumbung pangan. Juga sumber kekayaan laut yang potensinya luar biasa," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Pilu Azqiara, Bocah Depok yang Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut

Menurut La Nyalla, hal itu sesuai dengan konsep yang disusun para pendiri bangsa, dan itu tertuang dalam Pasal 33 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya, sebelum dilakukan perubahan konstitusi pada periode 1999 hingga 2002.

"Mereka sangat menyadari Indonesia memiliki keunggulan komparatif sehingga sangat tepat bila konstitusi memerintahkan agar negara menguasai bumi air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, serta mengelola cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak," jelasnya.

Baca Juga: Ketum IDAI Beberkan Kronologi Gagal Ginjal Akut pada Anak: Terus Terang Kami Sangat Sedih

Artinya, lanjut La Nyalla, mekanisme ekonomi jangan diserahkan kepada mekanisme pasar. 

"Supaya tidak memperkaya orang per orang pemilik modal, termasuk modal asing," katanya.

Konsep pertumbuhan ekonomi atau mazhab ekonomi yang mengandalkan pemasukan negara dari pajak rakyat atas pendapatan domestik bruto hanya tepat bagi negara seperti Amerika Serikat. 

"Di sana terdapat ratusan perusahaan raksasa dunia yang dimiliki warga Amerika dan berkantor pusat di Amerika. Sehingga pajak yang mereka kontribusikan juga besar ke dalam neraca APBN negara tersebut," jelasnya.

Baca Juga: Badut Cabul yang Cekoki 2 Siswi SMP Depok dengan Pil Gila Akhirnya Tertangkap

Begitu pula industri lainnya, seperti industri film Hollywood yang sampai hari ini mampu mencetak laba miliaran US Dolar dari monetize royalty atas pemutaran film-film produksi mereka di ratusan negara di dunia. 

Halaman:

Editor: Zahrul Darmawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X