HARIANHALUAN.COM – Setelah membeli Twitter, Elon Musk langsung merombak sistem manajemen. Ia memecat CEO, pejabat tinggi Twitter dan 50 persen karyawan platform media sosial tersebut.
Tak cuma itu saja, Elon Musk juga menuntut karyawan bekerja ekstra tanpa hari libur.
Kebijakan itu lantas membuat banyak karyawan tak senang dan memutuskan resign massal. Hal ini yang kemudian menjadi pertimbangan Elon Musk untik menutup kantor Twitter.
"Orang-orang terbaik akan tetap bersama dan saya sama sekali tidak cemas akan hal itu," kata Elon Musk, dikutip dari GSM Arena, Sabtu.
Baca Juga: Viral! Murid SMP Pingsan Usai Jadi Korban Bullying, Ortu Ngamuk
Seorang mantan pekerja mengatakan, mereka memperkirakan akan hanya ada 2.000 orang yang akan menetap di atas payung Twitter, dan dimana itu hanya seperempat dari 7.500 tenaga kerja pada awalnya.
"Saya tidak ingin bekerja untuk seseorang yang mengancam kami melalui email berkali-kali tentang 'tweeps luar biasa yang harus bekerja di sini' ketika saya sudah bekerja 60-70 jam seminggu," ucap seorang mantan pegawai Twitter.(*)
Artikel Terkait
Heru Budi Soal Bekukan Jalur Sepeda di Jakarta: Orang Berisik, Saya Diamkan Saja, Tujuannya Baik
5 Laptop Anti Jatuh yang Tangguh, Cocok untuk Pekerjaan Lapangan Segala Kondisi Suhu
DBD Meruyak di Kota Pariaman, Ada 175 Kasus, 3 Orang Meninggal
Giat Bangun Pariwisata, Pemko Pariaman Gelar Pelatihan Desa Wisata
Banyak yang Salah Paham! Nih Penjelasan Kharisma Jati soal Cuitan Hina Ibu Negara Iriana Jokowi
Dibuka Besok! Ini Wajah Baru TMII, Buruan Sikat Tiketnya di Sini