HARIANHALUAN.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti para pasangan suami istri (Pasutri) di Tanah Air untuk mengatur masa kehamilan.
Pasalnya, kepada para ayah harus mempertimbangkan kesehatan ibu dan anak.
Baca Juga: Hore! Ada Kabar Baik dari Menkes, Gangguan Ginjal Akut Sudah Selesai
Imbauan Menkes ini pun bertujuan untuk menekan angka kematian bayi, yang akhirnya berdampak pada kekurangan gizi sampai jarak masa kehamilan.
"Jadi jangan hamil usia muda, jangan terus-terusan, bilang ke suami menghamili istrinya lagi. Jarak kehamilan terlampau dekat, jangan sampai kekurangan gizi, anemia, tekanan darah dijaga," jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilansir dari Okezone.com, Minggu, 20 November 2022.
Baca Juga: Diusulkan ke Menkes, Kota Pariaman Daerah Bebas Frambusia
Menurut Budi angka kematian bayi di Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di antara negara ASEAN. Berdasarkan datanya kematian bayi mencapai 24 per 1.000 anak.
Kendatinya, Kementerian Kesehatan ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo agar mampu menurunkan angka tersebut menjadi 14 per 1.000 anak pada 2024 nanti.
"Saya bilang ke Kemenkes harusnya punya ambisi menurunkan 10. Malu, kok masih tinggi angka kematian. Sesudah melihat angka kematian bayi di Indonesia, seperti itu sangat menyedihkan," jelas Menkes Budi
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa angka kematian pada bayi disebabkan oleh 3 faktor, antara lain: Berat badan lahir rendah (BBLR), Asfiksia dan Kelainan Kongenital.
Menurutnya para Pasutri perlu mengetahui gizi untuk ibu pra hamil, saya mengandung dan pasca melahirkan bertujuan untuk menciptakan bayi sehat.
"Ternyaga BBLR disebabkan ibunya yang kurang diurus. Jadi yang namanya kita mengurangi kematian bayi, kita harus urus ibunya, kenyataannya kematian bayi paling tinggi karena berat badan lahir rendah," katanya. (*)
Artikel Terkait
Menkes Pastikan Obat Fomezipole untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut Gratis
Menkes Beri Obat Fomepizole Gratis, Simak 7 Fakta Obat untuk Gagal Ginjal Akut Ini
Prediksi Menkes Soal Kasus Covid-19 Subvarian XBB: Bisa Tembus 20 Ribu Sehari
Diusulkan ke Menkes, Kota Pariaman Daerah Bebas Frambusia
Hore! Ada Kabar Baik dari Menkes, Gangguan Ginjal Akut Sudah Selesai