HARIANHALUAN.COM – Banyak orang juga yang mencari tahu dan bertanya-tanya, gempa megathrust itu apa, sih? Banyak juga para ilmuwan kebumian yang berpendapat tentang gempa megathrust ini dan salah satunya ialah Dr. Daryono, S.Si., M.Si, Kabid Mitigasi gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Orang-orang memahami bahwa megathrust itu adalah sesuatu yang akan terjadi di waktu dekat dan bisa berefek sangat besar; kerusakan ataupun lainnya.
Menurut Daryono, pemahaman semacam itu tentu sangat kurang tepat karena sebenarnya zona megathrust adalah sekadar istilah untuk menyebutkan gempa tumbrukan lempeng di kedalaman dangkal.
Baca Juga: BNPB Imbau Warga Tetap Siaga Hadapi Gempa Susulan Segmen Megathrust Mentawai
Dalam hal itu menjadikan lempeng samudra yang menghujam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kotak antarlempeng sehingga memicu gempa.
Ia pun memberikan penjelasan lagi bahwa terjadi gempa maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrushting).
Kemudian, jalur subduksi yang umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal lalu mencangkup antarlempeng.
Setelah itu, zona subduksi pun diasumsikan sebagai patahan naik yang besar dan dikenal dengan sebutan zona megathrust.
Baca Juga: Misteri Cincin Api yang Mengelilingi Wilayah Indonesia, Jadi Faktor Penyebab Bencana?
Harus bisa disadari bahwa zona ini bukan hal yang baru di Indonesia! Zona ini pun sudah ada sejak jutaan tahun lalu semenjak rangkaian busur kepulauan Indonesia terbentuk.
Daryono pun memberikan pemahaman lagi bahwa zona megathrust yang berada di zona subduksi aktif di antaranya:
1. Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba
2. Subduksi Banda
3. Subduksi Lempeng Laut Maluku