Mengenal Sosok Buya Hamka, Guru yang Pernah Ditolak Mengajar di Sekolah Muhammadiyah

- Kamis, 24 November 2022 | 13:15 WIB
Buya Hamka (IST)
Buya Hamka (IST)

 

HARIANHALUAN.COM - Pria bernama kecil Abdul Malik ini selain seorang ulama, pendidik, juga sastrawan Indonesia. Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah nama lengkap pria yang akrab disebut HAMKA ini. Dia lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 17 Februari 1908.

Hamka tidak pernah mendapatkan pendidikan formal, tetapi memiliki kemampuan membaca yang luas.

Tak mengherankan jika namanya disematkan menjadi nama sebuah universitas milik Muhammadiyah. Tentu karena keilmuannya.

Hamka dinilai sebagai seorang penulis Islam paling prolifik dalam sejarah modern Indonesia.

Selama kurun waktu 57 tahun, Hamka menulis 84 judul buku dalam berbagai bidang.

Tiga yang memopulerkan namanya adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan Merantau ke Deli.

Baca Juga: Ratusan Penghafal Alquran Ikuti Musabaqah Hifdzil Quran ke-1 Tingkat Kabupaten Agam

Namun, Tafsir al-Azhar dinilai sebagai karya monumental Hamka. Melalui buku tafsir tersebut, dia menunjukkan keluasan ilmu dan pengetahuannya hampir di semua disiplin ilmu, baik ilmu agama Islam maupun non-keagamaan.

Selain itu, Hamka juga aktif di organisasi politik. Mulanya dia berpolitik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan.

Dia pun pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama. Dan, hingga akhir hidupnya, Hamka aktif di Muhammadiyah.

Hamka merupakan pendiri Muhammadiyah Pagar Alam, Sumatera Selatan, bersama dengan Sutan Mansur.

Pada 1928, Hamka ditunjuk sebagai ketua cabang Muhammadiyah Padang Panjang.

Kemudian, pada 1934 Hamka didapuk sebagai anggota Dewan Konsuler Muhammadiyah Sumatera Tengah, meliputi Sumatera Barat, Jambi, dan Riau.

Halaman:

Editor: Heldi Satria

Sumber: BERBAGAI SUMBER

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X