Materi yang diajarkan adalah kepemimpinan, strategi dakwah, dan penyebaran dakwah Muhammadiyah. Karena sekolah tabligh merupakan sekolah untuk pengaderan Muhammadiyah.
Tak hanya itu, selama mempersiapkan Muktamar Muhammadiyah ke-21 di Makassar, Hamka pun mendirikan Sekolah Tabligh di sana. Sekolah ini serupa dengan yang ada di Padang Panjang.
Sistem yang ada di sekolah ini menggantikan pendidikan tradisional. Sekolah Tabligh menawarkan sistem pendidikan baru yang modern dan sistematis.
Di sekolah ini Hamka mengadopsi model pendidikan barat, dan menerapkannya tanpa menyimpang dari nilai-nilai agama.
Pada 1934, Hamka kembali ke Padang Panjang dan diamanati memimpin Kulliyatul Mubalighin. Kulliyatul Mubalighin merupakan pengganti Sekolah Tabligh yang mengalami kemunduran setelah ditinggalkannya.
Masa studi Kulliyatul Mubalighin adalah tiga tahun. Lembaga ini bertujuan mempersiapkan mubaligh dan guru sekolah menengah.
Pembesut majalah Panji Masyarakat ini pun terpandang hingga ke luar negeri. Dia dianugerahi gelar kehormatan dari Universitas al-Azhar Mesir dan Universitas Kebangsaan Malaysia.
Sementara itu, Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan pria yang bergelar Datuk Indomo sebagai guru besar.
Penggagas majalah Pedoman Masyarakat ini meninggal dunia pada 24 Juli 1981. (*)
Artikel Terkait
Bupati Agam: Buya Hamka Bisa Dijadikan Ikon Pariwisata di Desa Wisata Sungai Batang
Terungkap Isi Dompet Jusuf Hamka Si Bos Jalan Tol, Banyak Uang Pecahan Dolar
Sempat Raib Secara Misterius, Mak Iyam Ditemukan Jadi Mayat di Lubuk Basung