HARIANHALUAN.COM - Saat semua masih menunggu pengumuman nama calon pengganti Panglima TNI, justru kasus aniaya yang diduga dilakukan oleh oknum anggota, jadi sorotan publik.
Dua hari belakangan ini, Indonesia sibuk menangani kasus gempa di Cianjur sembari menunggu kabar dari Surpres yang berisi nama calon pengganti Panglima TNI.
Semakin tinggi urgensi untuk nama calon pengganti Panglima TNI, justru ada dua kasus penganiayaan yang membawa nama oknum terduga anggota tentara.
Kedua kasus terjadi di waktu yang hampir bersamaan meski tidak bersangkutan satu sama lain.
Namun, penyebutan nama TNI di keduanya tentu mencoreng citra mereka di masyarakat. Terutama, karena korban aniaya merupakan bagian dari masyarakat .
Tewasnya Prada Indra Dianiaya Senior
Kasus pertama adalah tewasnya Prada Indra, seorang anggota Komando Operasi Udara (Koopsud) III yang ditugaskan di Biak, Papua.
Jenazah Prada Indra yang saat ini sudah diterima pihak keluarga ternyata dipenuhi luka lebam pada sekujur tubuhnya.
Hal ini menguatkan dugaan adanya penganiayaan yang dilakukan oleh prajurit senior hingga Prada Indra ditemukan tewas di mess pada sabtu dini hari.
TNI AU sudah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan ini.
Sebelumnya, Prada Indra dikabarkan meninggal karena serangan jantung mendadak seusai bermain futsal.
Masyarakat Sipil Dianiaya Oknum Terduga Anggota TNI
Kasus lain yang juga menyeret nama TNI adalah penganiayaan pada warga sipil yang terjadi di Boyolali.
Korban adalah beberapa karyawan dari PA Karaoke Boyolali. Pihak manajemen sempat membagikan video cctv yang merekam kejadian.
Dalam video rekaman, terlihat beberapa orang melakukan kekerasan kepada karyawan PA Karaoke Boyolali.
Video yang berdurasi 1 menit 42 detik itu memperlihatkan oknum terus memukul bahkan menendang perut karyawan yang meringkuk di atas lantai.
Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming juga sempat merespon kejadian ini setelah manajemen PA Karaoke Boyolali mencantumkan namanya dalam cuitan mereka.
Cuitan awal sudah memberikan inisial para pelaku dan satu di antaranya diduga merupakan anggota TNI. Ia diduga tergabung dalam Grup 2 Kopassus.
Polres Boyolali mengatakan telah menerima laporan kasus dan proses penyelidikan masih dilakukan.
TNI menjadi pusat perhatian masyarakat untuk dua hal yang berbeda. Nama calon pengganti Andika Perkasa masih dipertanyakan di tengah berita tidak menyenangkan dari tentara yang dipimpinnya.
Sayangnya, kasus kekerasan dan aniaya yang dilakukan oleh TNI cukup sering didengar masyarakat. Baik yang diduga oknum atau terbukti anggota.***
Artikel Terkait
Pengganti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Jokowi Harus Ingat PBHI Keras Bilang Begini
Sederet Alasan Yudo Margono Bakal Duduki Kursi Panglima TNI Menggantikan Andika Perkasa
Surpres Tertunda Penggantian Panglima TNI Fix Tunggu Puan Pulang dari Luar Negeri
Pengamat Militer Sebut Profil Calon Panglima TNI Pengganti Jenderal Andika Perkasa