Adio Sangiro - Wakil Ketua DPW NasDem Sumbar
HARIANHALUAN.COM - Menjadi pemimpin berarti siap menjadi pejuang. Berdiri di atas konsep-konsep yang matang dan tendensi terhadap kesejahteraan. Sosok pemimpin tidak terbentuk secara instan, melainkan dari penempaan yang panjang.
Aroma kontestasi politik menjelang 2024 makin merebak masuk ke ruang-ruang publik, dari deretan nama-nama dalam bursa capres, survey dari berbagai lembaga, hingga deklarasi terang-terangan. Semua memuat aroma yang sama, perbincangan tertuju pada satu arah yaitu pemilu presiden 2024. Siapa saja layak untuk berlaga dalam kontestasi tersebut termasuk mantan gubernur DKI Anies Baswedan. Nasdem secara terang-terangan telah mendeklarasikan diri sebagai partai yang akan mendukung Anies pada laga 2024 nanti.
Anies dan Konsep Berpikirnya
“Indonesia Menyala” sebuah frasa yang menyiratkan tentang semangat, cahaya dan perjuangan. Kata menyala sendiri dalam KBBI berarti tampak atau keluar nyalanya. Menyala diidentikkan dengan lampu-lampu, tentang sesuatu yang cemerlang, bahkan bisa juga disematkan pada mata yang marah atau gembira. Dari sana kita bisa mengartikan bahwa menyala berarti hasil dari proses yang telah dilalui, seperti lampu yang menyala karena proses mengalirnya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan pancaran mata yang merupakan hasil dari proses pengolahan emosi, pikiran, dan nurani yang bersinergi.
Baca Juga: Rapatkan Barisan, NasDem Sumbar Siap Menangkan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Konstruksi berpikir demikian adalah kekhasan dari Anies Baswedan. Anies terbiasa berpikir dengan konsep-konsep yang matang, memerhatikan detail tiap makna kata, mengombinasikannya dengan konteks yang ada dan mengkomunikasikannya dengan gaya bicara yang retorik. Kemampuan komunikasi dalam medan berpikir seperti itu membutuhkan pengetahuan dan keahlian, dan Anies mempunyai keduanya. Sehingga pada setiap komunikasinya dapat ditemukan komposisi dari pikiran, pengetahuan dan seni bicara yang diramu dengan serasi.
Indonesia Menyala sendiri adalah gerakan yang digagas oleh Anies Baswedan untuk menghilangkan sekat besar antar intelektual dan masyarakat pedalaman. Gagasan ini menegaskan bahwa akses pada pendidikan dan pengetahuan adalah hak seluruh masyarakat Indonesia. Melalui gagasan ini, Anies Baswedan memberikan peta pengetahuan kepada masyarakat pedalaman di mana para pengajar muda ditempatkan. Konsep yang diusung adalah melalui perpustakaan berputar yang dibawa keliling oleh para pengajar muda untuk dapat dibaca oleh seluruh masyarakat desa tersebut.
Gerakan Turun Tangan Anies Baswedan, Indonesia Mengajar
Turun tangan adalah sebuah idiom yang berarti keikutsertaan langsung dalam membereskan sesuatu. Sebelum Indonesia Menyala hadir, terlebih dahulu kiprah Anies Baswedan dalam dunia pendidikan dimulai dengan Indonesia Mengajar. Menempatkan para pengajar muda (sebagai sebutan dari para relawan Indonesia Mengajar) ke daerah-daerah terpencil dan tertinggal. Indonesia Mengajar didedikasikan oleh Anies Baswedan untuk membantu Indonesia, turut serta turun tangan dalam melunasi janji kemerdekaan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Berangkat dari inspirasi itulah Indonesia Mengajar bergerak, memompa nafas perjuangan untuk memperpanjang langkah menebar kebaikan sampai ke pelosok negeri.
Baca Juga: NasDem Usung Capres 2024, Brian Putra Bastara: Kalau Sumbar Mau Maju, Pilih Anies Baswedan
Indonesia Mengajar tidak mengklaim diri sebagai solusi dari masalah pendidikan yang carut marut di negeri ini. Akan tetapi, meyakini bahwa satu gerakan yang dilakukan akan menjadi energi yang mendorong kualitas pendidikan. Sebagai akademisi, Anies Baswedan telah berhasil mengelola ceruknya dengan baik, disela kesibukannya sebagai dosen dan rektor, buah pikirnya tetap bisa menghasilkan gagasan cemerlang yang berhasil menjadi jembatan antar elemen dalam dunia pendidikan. Masyarakat, pemerintah dan pengajar muda bertemu dalam satu pertalian Indonesia Mengajar.
Artikel Terkait
Jadi Pemateri di Seminar Kewirausahaan Nasional, Brian Putra Bastara Beberkan Kiat Sukses Jadi Pengusaha
Catatan Bhenz Maharajo: Ketika Anies Baswedan Menaruh Harapan pada Brian Putra Bastara