HARIANHALUAN.COM - Mantan Wapres Jusuf Kalla mengatakan dirinya masih tidak paham dengan pendukung Ahok yang masih marah karena kekalahan di pilkada DKI 2017.
Jusuf Kalla juga menambahkan, itu artinya para pendukung Ahok tersebut tidak paham demokrasi.
Hal tersebut diungkap mantan wakil presiden di podcast kanal youtube RGTV milik Rocky Gerung pada hari Rabu, 23 November 2022.
Baca Juga: Menakar Kelayakan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden
Mantan Ketua Golkar periode 2004-2009 itu mengatakan bahwa dirinya yang pertama kali mengajukan nama Anies Baswedan sebagai kandidat calon Gubernur DKI di pilkada 2017.
"Semua orang tahu waktu Anies jadi gubernur saya dukung dia dan dalam beberapa jam saja Gerindra dan PKS langsung dukung," ucap Kalla.
Kalla juga bercerita dirinya kenal dekat dengan Anies Baswedan saat dirinya menjadi Ketua Yayasan Universitas Paramadina dan Anies menjabat sebagai rektor.
Pengusaha asal Sulawesi yang akrab disapa JK ini juga bercerita bila ia dan Anies kala itu rutin makan bersama tiap hari Jumat membahas banyak hal.
Di awal podcast Rocky Gerung yang menjadi host melontarkan pernyataan bahwa siapa pun yang akan menjadi presiden Indonesia 2024 akan menanggung beban berat.
JK kemudian menjelaskan secara umum kriteria calon presiden Indonesia ke depannya adalah pemimpin baik yang bisa memimpin Indonesia dengan adil.
"Namun ada kriterianya. Pertama, harus memiliki leadership yang kuat. Kepemimpinan yang baik," kata JK.
"Kedua harus ada pengalaman. Kalau tidak ada pengalaman bagaimana? Ketiga, harus ada kecerdasan. Kalau tidak ada kecerdasan berbahaya," ujarnya lagi.
"Keempat harus ada track record dari pada pemimpin itu," ucap JK.
Namun JK tak menampik bila seorang pemimpin bisa dipilih karena ia berasal dari suatu golongan atau karena pertemanan namun ia harus tetap obyektif.
Rocky kemudian menyatakan bila syarat memiliki pengalaman terutama berkaitan dengan pengalaman internasional maka nama Anies Baswedan masuk sebagai kriteria calon presiden.
