HARIANHALUAN.COM – Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan adanya penemuan baru dari misteri kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta.
Kombes Hengki Haryadi menyatakan bahwa jasad ibu yang ditemukan disamping jasad sang anak, Dian itu telah mengalami mumifikasi.
"Pada saat di TKP, posisi Dian adalah di dalam kamar bersama jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, tapi itu terlihat terawat," ujar Kombes Hengki dikutip HarianHaluan.com pada Minggu 27 November 2022.
Lantas apakah mumifikasi itu?
Dalam caratan sejarah mumifikasi telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh orang-orang Mesir Kuno zaman dulu sekitar 3000 tahun lalu yang dimulai pada masa pemerintahan Osiris menjadi Firaun besar bersama istrinya Isis.
Setelah melalui cerita yang sangat panjang akhirnya Orisis menjadi mumi pertama yang diawetkan dan dijadikan sebagai dewa.
Baca juga: Update Prakiraan Cuaca Kota Makassar, Gowa dan Maros Hari Ini, Minggu 27 November 2022
Berikut penjelasan tentang mumifikasi, mulai dari pengertian hingga tahapan proses mumifikasi ini.
1. Mumi
Sebelum masuk ke pembahasan mumifikasi, kita perlu ketahui dulu apa itu mumi. Mumi atau dalam bahasa inggris disebut ‘mummy’ berasal dari bahasa Latin abad pertengahan, yaitu ‘mumia’ yang merupakan pinjaman dari bahasa Arab mumiya dan dari kata Persia ‘mum’ yang artinya mayat yang dibalsem.
Mumi terbagi menjadi dua jenis, yaitu mumi antropogenik dan mumi spontan. Mumi jenis antropogenik merupakan hasil buatan makhluk hidup. Sedangkan, mumi spontan terjadi begitu saja tanpa disengaja akibat kondisi alam tertentu seperti sangat panas atau dingin.
Biasanya yang kita lihat, mumi itu adalah jasad orang yang sudah meninggal yang dibalut dengan perban putih secara menyeluruh pada tubuh.
Proses pembuatan mumi disebut mumifikasi.
Baca juga: Kematian Masih Misteri, Keluarga Kalideres Kini Diduga Anut Santhara, Aliran Apalagi Tuh?
2. Pengertian dan tujuan mumifikasi
Mumifikasi adalah proses pembalseman atau perawatan jasad yang dilakukan oleh orang-orang zaman Mesir Kuno.
Prinsip dari pembalseman sendiri adalah menghilangkan kelembapan dari tubuh jenazah, dimana penerapannya hanya pada bagian tubuh yang kering.
Sementara, bagian tubuh yang basah seperti organ dalam sudah dikeluarkan terlebih dahulu.
Proses mumifikasi tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga bisa pada hewan seperti sapi, kerbau dan lainnya untuk kepentingan religius biasanya.
Pihak yang melakukan proses mumifikasi adalah seorang pendeta yang memakai topeng Anubis. Anubis merupakan dewa kematian yang berkepala serigala.
Baca juga: Mengenal Apokaliptik, Aliran Kepercayaan di Balik Tewasnya 4 Orang di Kalideres
Adapun tujuan pembuatan mumi yang dilakukan oleh orang-orang Mesir zaman dulu adalah untuk menjembatani jiwa orang yang meninggal menuju kehidupan selanjutnya, yakni di akhirat.
Mereka percaya bahwa kehidupan setelah kematian hanya bisa diperoleh jika bentuk dari jasad masih tetap utuh.
Makanya dilakukanlah proses mumifikasi agar tubuh orang yang meninggal tersebut masih dapat dikenali.
Meski demikian, rupanya mumifikasi hanya dilakukan oleh orang-orang kaya pada zaman dahulu seperti bangsawan atau keturunan kerajaan. Pasalnya, proses pembuatan mumi membutuhkan biaya yang sangat banyak.
3. Tahapan Mumifikasi
Pembuatan mumi atau proses mumifikasi sangatlah panjang dan tidak mudah. Berikut tahapan-tahapannya.
- Jasad dimandikan atau dibersihkan terlebih dahulu
- Mengeluarkan sebagian otak dengan cara memasukkan pengait melalui hidung, lalu otak tersebut ditarik keluar.
- Mengeluarkan semua organ dalam (paru-paru, usus, hati, jantung, dll) dengan melakukan sayatan pada tubuh bagian kiri dekat perut.
Organ yang telah diangkat itu dimasukkan ke dalam toples kanopik yang berisi natron yang mengandung baking soda dan soda ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3) yang berfungsi sebagai pengawet.
Toples kanopik merupakan sebuah guci yang ditempatkan di peti kanopik pada ruang pemakaman mumi.
Masing-masing toples kanopik memiliki bentuk penutup yang berbeda-beda, yaitu gambar kepala seseorang menjaga hati (imsety), elang yang mengawasi usus (qebehsenuef), seekor babon yang melindungi paru-paru (hapy), dan seekor serigala yang menjaga perut (duamutef).
- Jantung kembali dimasukkan ke dalam tubuh. Hal ini dikarenakan orang-orang Mesir Kuno menganggap bahwa jantung adalah jiwa, tempat pikiran dan perasaan.
- Bagian dalam tubuh dibilas dengan minuman anggur dan rempah-rempah untuk mencegah pembusukan.
- Jenazah ditutupi dengan natron atau larutan garam yang terdiri atas sodium bikarbonat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan sodium klorida selama 70 hari.
- Setelah 40 hari, tubuh jenazah tersebut diisi dengan kain linen atau pasir supaya memiliki bentuk tubuh layaknya orang yang masih hidup.
- Setelah 70 hari seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki diguyur resin lalu dibaluti dengan perban.
- Jenazah yang telah dibungkus ditempatkan ke dalam sarkofagus atau peti mati.
Baca juga: 5 Cara Menghemat Baterai Laptop Agar Tetap Awet Sepanjang Hari
Menariknya, peti berukuran besar dan keluarga biasanya memasukkan harta benda, makanan, minuman anggur, dan juga hewan peliharaan yang juga ikut diawetkan bersama tuannya untuk menemaninya di akhirat.
Demikian penjelasan mengenai mumifikasi yang telah ada pada zaman Mesir Kuno yang saat ini juga dikaitkan dengan kematian satu keluarga di Kalideres yang berjumlah 4 orang yang ditemukan tewas dalam sebuah rumah.
Sebagaimana diketahui, peristiwa ditemukannya empat mayat dalam satu rumah di kawasan Kali Deres, Jakarta itu dilaporkan sekira pukul 20.00 WIB pada Kamis 10 November 2022.
Warga setempat awalnya curiga dengan bau busuk dari dalam rumah sejak empat hari lalu tepatnya pada Senin, 7 November 2022.
Artikel Terkait
Mengenal Apokaliptik, Aliran Kepercayaan di Balik Tewasnya 4 Orang di Kalideres
Kematian Masih Misteri, Keluarga Kalideres Kini Diduga Anut Santhara, Aliran Apalagi Tuh?
Terungkap! Salah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Sudah Meninggal Sejak Mei 2022
Chat Misterius Bernada Negatif dalam Ponsel Keluarga Tewas di Kalideres, Diduga Perempuan yang Menulis?
Ada Feses pada Jasad Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi: Kita Butuh Kehati-hatian