HARIANHALUAN.COM – Pada Senin 28 November 2022 warga dihebohkan dengan adanya pembunuhan yang terjadi pada tiga anggota keluarga di Kabupaten Magelang.
Diketahui bahwa penyebab kematian tiga anggota keluarga tersebut yaitu dengan cara diracun.
Dikutip Harianhaluan.com dari detik.com, 29 November 2022, Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan bahwa berdasarkan hasil autopsi dan sisa barang bukti yang ada di TKP jenis racun yang digunakan adalah sejenis zat arsenik.
Baca Juga: Pengakuan Keji DDS, Pembunuh Satu Keluarga di Magelang
Zat arsenik adalah salah satu racun yang sangat mematikan. Arsenik sendiri merupakan senyawa kimia yang secara alami dihasilkan dari kerak bumi.
Zat beracun ini biasanya dapat ditemui di sejumlah sektor industri, seperti pengolahan kaca, tekstil, cat, dan pengawet kayu.
Zat ini juga menjadi salah satu bahan campuran untuk membuat pupuk dan pestisida di sektor pertanian.
Racun arsenik sendiri adalah arsenik buatan yang biasanya digunakan untuk keperluan pertambangan.
Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang bisa keracunan zat arsenik adalah karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar zat atau racun arsenik.
Seseorang yang dalam tubuhnya terdapat zat arsenik akan menimbulkan gejala-gejala, seperti gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit perut, dan diare), keram otot, detak jantung tidak beraturan, kesemutan, dehidrasi, dan gangguan di otak (sakit kepal dan kejang).
Dalam banyak kasus kriminal, zat arsenik seringkali digunakan untuk menghilangkan nyawa seseorang.
Zat ini tidak memiliki bau, warna, dan rasa sehingga membuat korban tidak akan tahu jika ada kandungn lain dalam makanan atau minuman yang ia konsumsi.
Jika kandungan racun arsenik yang dimasukkan kedalam makanan dan minumannya terlalu banyak, maka efek mematikan yang menyerang tubuh manusia akan semakin cepat.
Selain sisi negatif, ternyata zat arsenik juga memiliki manfaat positif. Arsenik dalam dosis tertentu bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti leukimia dan sifilis. Tentunya dengan resep dan takaran dari dokter. (*)
