HARIANHALUAN.COM – Pada tahun 1993, Indonesia dihebohkan dengan pembobolan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) senilai Rp1,3 triliun. Kemudian, EddyTansil berhasil diamankan pada tahun 1996 di LP Cipinang.
Namun, di tahun yang sama Eddy Tansil berhasil lari dari lapas. Tak sekedar lari, sosoknya bahkan sulit lagi untuk dideteksi hingga akhirnya ia dicap sebagai buronan bahkan sampai saat ini. Kabarnya ia melarikan diri ke kampung halaman orang tuanya di Fujian, China.
Satu tahun setelah kaburnya Eddy Tansil dari LP Cipinang, rupanya jejaknya diikuti oleh sang kakak Hendra Rahardja yang saat itu masih berada di Indonesia.
Pada tahun 1997 Indonesia kembali menelan pil pahit saat Hendra Rahardja alias Tan Tjoe Hing juga menjadi tersangka korupsi penyalahgunaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara sebesar Rp2,659 triliun. Padahal saat itu, Ekonomi Indonesia dalam keadaan rapuh.
Dua bank miliknya yakni Bank Harapan Sentosa dan Bank Guna Internasional disita negara. Namun, sayangnya Hendra sudah lebih dulu bertindak menjual seluruh sahamnya ke pihak lain.
Baca juga: Inilah Sosok Orang Tua di Balik Kesuksesan Laksamana Yudo Margono, Petani Tulen
Berbeda dengan Eddy Tansil yang melarikan diri ke China, Hendra sendiri memilih ke Australia. Berkat adanya perjanjian ekstradisi yang terjadi antara Indonesia dan Australia membuat Hendra tertangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2003. Ia kemudian menjadi tahanan sementara di Australia.
Namun, meski adanya perjanjian ekstradisi, Hendra Rahardja sangat sulit untuk dipulangkan ke Indonesia sampai akhirnya kakak Eddy Tansil itu meninggal dunia dalam tahanan akibat kanker ganas yang telah menggerogoti empedu dan ginjalnya.
Meninggalnya Hendra Rahardja, kasus pidananya dinyatakan gugur dan harta kekayaannya yang berupa uang sejumlah Rp634 ribu dollar Australia atau sekitar Rp4 miliar disita oleh pemerintah Australia yang kemudian diserahkan kepada pemerintah Indonesia.
Baca juga: Ditanya Soal Jadi Cawapres, Gus Mus Beri jawaban Menohok Begini
Itulah kisah tentang Hendra Rahardja, kakak Eddy Tansil yang sama-sama melakukan aksi kejinya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung mereka melancarkan aksi korupsinya terhadap uang triliunan dari Bank yang ada di Indonesia.
Kematian Hendra membuat kasusnya ditutup. Namun, tidak dengan Eddy Tansil yang hingga saat ini masih tetap menjadi buronan Indonesia.
Menurut informasi yang beredar, saat tahun 1996 ia pulang ke kampungnya di Fujian, China dan berhasil membuka banyak perusahaan dan mempekerjakan banyak orang.
Naasnya lagi, Eddy Tansil terjerat indikasi penggelapan pajak sehingga semua asetnya disita pada tahun 1999. Sejak saat itu, tidak ada lagi informasi tentang kemana lagi kaburnya buronan kelas kakap ini. (*)
Artikel Terkait
Eddy Tansil Koruptor Legendaris Indonesia, Akankah Harun Masiku Ikuti Jejaknya
Eddy Tansil, Buronan yang Bikin Negara Rugi Rp 1,3 Triliun Masa Total Aset Cuma 5 Hektar Tanah
Bikin Susah se-Indonesia, Ini Jejak Bisnis Eddy Tansil, Mahasiswa DO Buron Sejak 1996
Sepenggal Kisah Singkat Eddy Tansil, Sang Buronan dan Koruptor Nomor Satu di Indonesia
Eddy Tansil Buronan Kelas Kakap Indonesia Masih Bebas, Inikah Alasannya?