Menelisik Sepak Terjang Megawati, Si Pewaris Trah Soekarno di Pusara Krisis Ekonomi

- Kamis, 1 Desember 2022 | 12:31 WIB
Pelantikan mantan Presiden Megawati setelah Gus Dur lengser (Arsip Foto Kemendikbud, Museum Kepresidenan )
Pelantikan mantan Presiden Megawati setelah Gus Dur lengser (Arsip Foto Kemendikbud, Museum Kepresidenan )

HARIANHALUAN.COM - Kisruh konflik warisan orde baru membuat generasi penerusnya kerepotan. Ini juga dialami mantan Presiden Megawati saat masa pemerintahannya di tahun 2001-2004.

Kala itu, mantan Presiden Megawati naik ke kursi nomor 1 RI setelah Abdurrahman Wahid atau lebih akrab dipanggil Gus Dur dimakzulkan oleh anggota MPR/DPR.

Bukan karena dipilih, mantan Presiden Megawati yang dulunya menjadi wakil dari Gus Dur, naik otomatis untuk mengisi kekosongan jabatan. Hal ini boleh dibilang di luar dugaan mereka yang mengendalikan dari belakang layar.

Baca Juga: Sejarah di Balik Penetapan Hari AIDS Sedunia, Ternyata Mengharukan

Polemik kekuasaan masih begitu kental setelah Soeharto turun di 1998. Akibatnya, kinerja dua presiden sebelum Megawati masih menyisakan banyak warisan Orba yang harus diselesaikannya.

Krisis melanda Ibu Pertiwi dari berbagai dimensi secara serentak. Unsur ketidakpercayaan masih erat di masyarakat karena telah dikhianati oleh pemimpin yang mereka kira abadi.

Sektor keuangan, energi sumber daya, hingga persatuan negara, semuanya beranak-pinak lagi dan masing-masing memaksa minta perhatian.

Baca Juga: Sosok Jerry di Google Doodle, Ternyata Perintis Game Rumahan yang Terkenal

Ketika itu, mantan Presiden Megawati yang mengingkari perjanjian trah Soekarno, dihadapkan pada krisis moneter yang sangat rumit.

Tingginya angka inflasi dan lemahnya kekuatan rupiah Indonesia di dolar Amerika secara langsung ikut menahan pendapatan serta kemampuan daya beli dari rakyat.

Dikutip dari Jurnal Pertahanan Bela Negara Volume 11 Nomor 1 yang ditulis sendiri oleh mantan Presiden Megawati,

Baca Juga: Kunci Jawaban Kirtya Basa Bahasa Jawa Kelas 8 SMP/MTs Halaman 123-124: Kegiatan 1 Wangun Teks

Pemerintahan putri dari trah Soekarno ini mewarisi utang sebesar USD 150,8 miliar. Besaran utang ini lebih dari 90 persen PDB sehingga Indonesia jadi tidak punya akses ke pasar uang dan pasar modal internasional.

Sejarah juga mencatat, angka pendapatan per kapita saat krisis 1997 hanya sebesar USD 465. Angka ini mendapat peningkatan di akhir pemerintahan mantan Presiden Megawati dan mencapai angka USD 930 untuk per kapita.

Halaman:

Editor: Zahrul Darmawan

Sumber: Harianhaluan.com, Jurnal "Kepemimpinan Presiden Megawati Pada Era Krisis Multi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X