Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS, seperti :
Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas.
Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan.
Tuberkulosis paru dan penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit serta masih banyak lagi.
4. Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS.
Pada stadium ini, penderita ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh.
Penderita juga dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Selain dari gejala-gejala di atas, untuk dapat mendiagnosis mengidap HIV/AIDS harus melalui serangkaian tes serologi dan tes virologis.
Pengobatan untuk para penderita HIV/AIDS ini berupa antiretroviral (ARV) untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4 yang dilakukan secara rutin sesuai jadwal setiap hari.
Pengobatan rutin ini bertujuan agar perkembangan virus yang ada dapat dikendalikan.
Selain itu untuk mencegah penularan HIV/AIDS ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Setia terhadap pasangan dan hindari berganti-ganti pasangan.
2. Menghindari penggunaan narkoba.
3. Mengadakan edukasi HIV/AIDS yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya.
Sehingga penularan HIV/AIDS di masyarakat dapat dicegah. (*)
Artikel Terkait
Dituding Mengidap HIV, Denise Chariesta Malah Yakin Bisa Jadi Wakil Presiden
Cara Pengidap HIV/AIDS Melahirkan Normal Tanpa Menularkan Penyakitnya ke Bayi
Dolutegravir, Tingkatkan Kualitas Hidup Penderita HIV/AIDS
Pemerintah Amerika Geber Tes HIV di Hari AIDS 2022, Begini Hasilnya
Mengenal Sosok Elizabeth Taylor, Aktris Pemenang Oscar yang Mendedikasikan Hidupnya untuk HIV AIDS