5 Fakta PDIP di Bawah Komando Megawati: Sempat Ditolak, Kini Sangat Berkuasa

- Jumat, 2 Desember 2022 | 15:55 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (Istimewa)
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (Istimewa)

HARIANHALUAN.COM -Sejarah lahirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tak lepas dari berbagai polemik.

Partai yang memiliki simbol kepala banteng moncong putih berlatar merah tersebut dulunya bernama Partai Demokrasi Indonesia atau PDI.

Lantas seperti apa jejak perjalanan dan polemik yang dihadapi partai tersebut di bawah komando Megawati? Simak ulasan berikut ini.

PDI yang berdiri pada tanggal 10 Januari 1973 sendiri merupakan gabungan dari beberapa partai, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) bentukan Ir. Soekarno yang telah bergabung ke Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.

Baca Juga: Inikah Tampang Perwira Paspampres yang Perkosa Prajurit Wanita Kostrad, Identitasnya Mayor Inf BF

Kemudian 1 Februari 1999, PDI berubah menjadi nama menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, di bawah pimpinan Megawati sebagai trah Soekarno.

Berikut beragam polemik yang mewarnai perkembangan PDIP di bawah pusaran kendali Megawati dilansir dari berbagai sumber:

1. Konflik internal

Konflik internal yang terjadi seringkali disebabkan oleh perbedaan pendapat para anggota baik sebelum dan sesudah Megawati menjabat sebagai ketua umum partai banteng tersebut.

Konflik yang terjadi sebelum Megawati menjadi Ketum PDI adalah adanya perbedaan pendapat terkait pemimpin yang tepat, hingga akhirnya terpecah menjadi dua kubu, yakni gerbong Megawati dan kubu Suryadi.

Konflik tersebut berujung pada dualisme kepemimpinan.

Dilansir dari Tirto, awal mulanya kehadiran Megawati di PDI adalah ajakan dari Suryadi dengan tujuan untuk meningkatkan pamor partai tersebut.

Meski berhasil meningkatkan pamor partai setelah kehadiran Megawati dan Guruh Soekarno di dalamnya, namun hal demikian tidak disukai oleh pemerintahan Soeharto.

Sehingga terjadilah konflik internal hingga akhirnya Megawati menjadi Ketum PDIP setelah kongres di Bali pada tahun 2005.

Halaman:

Editor: Zahrul Darmawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X