Gegara Pemerkosaan Satuan Paspampres Tercoreng, Padahal Punya Sejarah Keren Sejak Era Soekarno

- Sabtu, 3 Desember 2022 | 10:57 WIB
Deretan Geger Kelakuan Viral Paspampres, Nomor 3 Serbu Polres Jakbar
Deretan Geger Kelakuan Viral Paspampres, Nomor 3 Serbu Polres Jakbar

HARIANHALUAN.COM - Peristiwa pemerkosaan yang dilakukan anggota Paspampres langsung mencoreng satuan pengamanan Presiden di Indonesia. 

Pasalnya setelah mencuatnya kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh seorang Mayor Pasmpampres terhadap Perwira Muda Kostrad yang terjadi ketika penyelanggaran G2O di Bali lalu.
 
Meskipun pelaku yang diduga seorang Paspampres kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan akan segera mendapatkan hukuman atas perbuatannya.
 
 
Namun perlu kiranya kita menilik kembali sejarah pendirian pasukan khusus pengaman presiden beserta tokoh-tokoh penting lainnya beserta keberhasilan yang diraih.
 
Sejarah pembentukan Paspampres tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial dan politik awal kemerdekaan ketika itu.
 
Dilansir Harianhaluan.com dari portal resmi PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Tentara Nasional Indonesia, pembentukkan Paspampres tersebut bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan RI, kelahiran TNI dan Polri.
 
Anggota yang menjadi Paspampres tersebut mulanya terdiri dari para pemuda yang secara inisiatif sendiri untuk turut serta mengamankan presiden seperti pemuda yang tergabung dalam kesatuan Tokomu Kosaku Tai yang merupakan cikal bakal dari Detasemen Kawal Pribadi (DKP) yang berperan sebagai pengawal pribadi dan mantan anggota kesatuan PETA (Pembela Tanah Air) yang berperan sebagai pengawal istana.
 
Masa Kepemimpinan Soekarno (Orde Lama)
Pada masa awal kemerdekaan, kondisi sosial dan politik yang tidak stabil sangat membahayakan keselamatan presiden.
 
Terlebih ketika itu terjadi pendudukan Belanda di Jakarta yang terjadi pada tanggal 3 Januari 1946.
 
Menyikapi hal tersebut Mr. Pringgodigdo selaku Sekretaris Negara mengeluarkan perintah untuk melaksanakan operasi penyelamatan pimpinan nasional atau yang kemudian disebut sebagai ‘Hijrah ke Yogyakarta’.
 
Proses operasi penyelamatan yang dilakukan oleh TNI dan Polri tersebut dapat berjalan dengan baik dan dinyatakan berhasil.
 
Dalam rangka mengenang keberhasilan dalam menyelamatkan Presiden RI untuk pertama kalinya tersebut maka tanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari Bhakti Paspampres.
 
Selain keberhasilan tersebut, menurut Sudarto Danusubroto mantan ajudan Presiden Soekarno dan Maulwi Saelan mantan Wakil Komandan Resimen Cakrabirawa dilansir dari portal resmi PPID Tentara Nasional Indonesia, terdapat beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno yang berhasil digagalkan yaitu:
 
1. Peristiwa granat Cikini tanggal 30 November 1957 yang dilakukan oleh kelompok Bima yang beraliansi dengan gerakan DI/TII yang menewaskan 9 orang dan 100 orang lainnya mengalami luka berat.
 
2. Peristiwa penembakan halaman belakang Istana Merdeka oleh Letnan AU Daniel Maukar pada tanggal 9 Maret 1960 dengan menggunakan pesawat MIG-17.
 
3. Peristiwa Pencegatan Rajamandala oleh kelompok anggota DI/TII pada April 1960, saat Presiden Soekarno mendampingi kunjungan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev ke Provinsi Jawa Barat.
 
4. Peristiwa penembakan granat di Makassar pada tanggal 7 Januari 1962 di Jalan Cendrawasih Makassar oleh Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya.
 
5. Peristiwa penembakan pada saat sholat Idul Adha tanggal 14 Mei 1962 di halaman belakang Istana Merdeka oleh Bachrum yang menewaskan Sudrajad, Sudarso, Abdul Karim, Susilo, dan Musawir.
 
6. Peristiwa pelemparan granat di Cimanggis pada bulan Desember 1964.
 
Dengan adanya percobaan pembunuhan tersebut maka lahirlah pasukan khusus untuk menjaga presiden yang bernama Resimen Tjakrabirawa atas usul dari A.H. Nasution.
 
Masa Kepemimpinan Soeharto (Orde Baru)
Namun setelah meletusnya kasus G30S/PKI dimana banyak anggota Resimen Tjakrabirawa yang terlibat, maka pada tahun 1966 pasukan tersebut dibubarkan dan tugasnya dilimpahkan kepada Polisi Militer Angkatan Darat.
 
Kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan Darat (Satgas Pomad).
 
Pada tahun 1976 Satgas Pomad tersebut selanjutnya dilikuidasi menjadi Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres).
 
Hingga kemudian pada tahun 1988, berganti nama menjadi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
 
Masa runtuhnya Orde Baru
Runtuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998 diwarnai dengan berbagai aksi kericuhan.
 
Dari situlah muncul pandangan perlunya perlindungan terhadap presiden dan wakil presiden beserta keluarganya.
 
Sebagaimana yang disampaikan oleh Wiranto selaku Menteri Pertahanan dan Keamanan TNI ketika itu bahwa TNI akan turut menjaga, melindungi dan mengamankan mantan Presiden Soeharto beserta keluarganya.
 
Masa reformasi
Munculnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 2013 tentang pengamanan terhadap Presiden RI, Wakil Presiden, Mantan Presiden dan Wakil Presiden, beserta Keluarganya dan Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintah yang kemudian secara resmi mewajibkan kelompok-kelompok tersebut untuk memperoleh perlindungan dari Paspampres.
 
Maka dari itu, kini organisasi Paspampres tersebut dalam bidang kerjanya dibedakan menjadi empat grup yakni grup A (pengamanan presiden beserta keluarga dalam jarak dekat, grup B (mengawal wakil presiden dan keluarga), grup C (pengamanan tamu negara seperti presiden, wakil presiden, dan menteri negara lain beserta keluarganya), dan terakhir grup D (mengawal mantan presiden dan wakil presiden beserta keluarga).
 
Demikian sejarah pembentukan Paspampres dari masa ke masa beserta keberhasilannya yang patut untuk diacungi jempol.***
 

Editor: Mufrod

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X