Ia menggunakan cara sederhana, misalnya ada seorang penjual ikan yang ke rumahnya. Melalui interaksi dengan penjual, maka ia bisa bertanya langsung tentang pemilihan pemimpin.
"Eh Din (panggilan ke penjual ikan), nanti kalau mau pemilihan Presiden, kamu pilih siapa? Nanti dia sebut nama," ujar Guntur.
Dengan begitu, Guntur bisa tahu siapa sosok yang tertanam di hati massa.
"Karena sejatinya, pada prinsip demokrasi. Kedaulatan tertinggi ada pada rakyat, maka memang sepatutnya untuk pemilihan Presiden harus sesuai dengan keinginan hati rakyat Indonesia," ujar kakak kandung Megawati itu.
"Kesimpulannya adalah jika Capres berdasarkan usungan elite politik tertentu, ataupun pengalaman memimpinnya sudah banyak, tetapi sosoknya tidak dirindukan oleh masyarakat ya percuma," sambungnya. (*)
Artikel Terkait
Marhaenisme Dituding Dekat dengan Komunis, Megawati Buka Suara
Kisah Sekjen PDIP, Hasto Ditegur Megawati Gegara Buang Biji Salak Sembarangan
Deretan Prestasi Puan Maharani, Ternyata Tak Cuma Dompleng Nama Soekarno dan Megawati Lho
Paspampres Tengah Jadi Sorotan, Megawati Malah Puji Sampai Mau Bawa ke Luar Negeri
Jadi Ketua Umum PDI-P Terawet hingga Usia 75 Tahun, Simak Perjalanan Panjang Megawati Soekarno Putri