HARIANHALUAN.COM - Keberadaan pasukan berjas hitam alias paspampres selalu terlihat dekat dengan Presiden dan wakilnya. Ini sudah berlaku, ketika trah Soekarno Hatta masih aktif melawan penjajah.
Sewaktu paspampres belum dibentuk, tugas pengawalan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga mereka, dilakukan oleh sebuah satuan khusus yang dibentuk setelah trah Soekarno Hatta lolos ke Yogyakarta.
Satuan itu adalah Polisi Pengawal Presiden (PPP). Mangal Martowidjojo adalah komandan dari satuan cikal bakal paspampres ini. Ia ditugaskan untuk berada dekat dengan trah Soekarno.
Baca Juga: Cara Lengkap Memasang dan Mencari Jaringan Berkualitas pada Set Top Box, Ikuti Langkah Berikut
Dalam masa genting setelah kemerdekaan, kehadiran pengawal semacam paspampres sangat penting. Sejarah sempat mencatat upaya membahayakan trah Soekarno Hatta.
Namun, situasi menjelang atau saat terjadi agresi militer Belanda ke Yogyakarta pada Desember 1948 tentu menjadi krisis dalam skala tersendiri.
Dalam buku "Doorstoot Naar Djokja: Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer" yang ditulis Julius Pour, harianhaluan.com menemukan kesaksian Mangal Martowidjojo saat agresi itu terjadi.
Baca Juga: Penyandang Disabilitas Mendapatkan Pengalaman Unik pada Piala Dunia 2022
Kemerdekaan yang masih seumur jagung, membuat Indonesia kekurangan dalam banyak. Dampak perang di sana-sini menggelontorkan biaya besar agar masyarakat bisa hidup lebih tenang.
Artikel Terkait
Bukan Soekarno, Ini Mantan Presiden yang Tetap Dijaga Paspampres Meski Sudah Lengser
Cerita Guntur Trah Soekarno Ogah Banget Dikawal Paspampres, Alasannya Kok Cium Pacar
Pelarian Soekarno Hatta ke Yogyakarta, Saksi Cikal Bakal Pengawalan, Sebelum Ada Paspampres
Puan Sempat Tolak Pengawalan Paspampres Megawati, Alasannya Mengejutkan!
Cerita Pasukan Pengawal Trah Soekarno Hatta, Cikal Bakal Paspampres, saat Keadaan Genting di Yogyakarta