HARIANHALUAN.COM - Rocky Gerung atau pengamat politik Indonesia menyoroti lagi momen PM Singapura menyentil Jokowi tentang perbedaan presidensial dan parlementer.
Hal semacam itu disampaikan Rocky Gerung ketika percakapan dua arah bersama salah satu jurnalis senior, yaitu Hersubeno Arief di dalam kanal YouTube pribadinya.
Rocky Gerung mencerikan ketika Jokowi menyampaikan Indonesia itu sistem presidensial, tapi PM Singapura itu malah berbeda pendapat dan bilang bahwa Indonesia itu sistem parlementer; sistem kementerian karena yang masuk partai.
Rocky juga merasa ajaib karena menurutnya kalau sistem presidensial bahwa teknokrat jangan terganggu oleh tekanan politik, tapi Jokowi tak bisa lakukan itu.
Baca Juga: Hari Ini Nilai Tukar Rupiah Menguat Tajam, Tembus Rp 15.350/US$
"Jadi, Pak Jokowi sendiri, kurang mengerti tentang sistem presidensialisme," kata Rocky Gerung di dalam kanal YouTube pribadinya.
Kemudian, Hersubeno pun bertanya, jadi bagaimana cara mendudukan persoalanya, apakah di Indonesia ini harusnya partai politik itu percaya diri atau dengan pertimbangan pragmatis karena mereka enggak punya calon?
Rocky menjawab bahwa semua itu sudah ada kesepakatan diam-diam yang artinya siapa yang punya uang maka akan punya kartu anggota.
Oleh karena itu, politik pun tak pernah matang karena orang menganggap gampang betul menjadi anggota partai itu; enggak perlu susah payah memahami rakyat; pahami ideologi partai dan sejarahnya.
"Jadi anggap orang, partai itu adalah mainan sebetulnya," ujar Rocky.
"Itu menyebabkan oligarki dengan mudah, ya, udah ke sini bayar berapa sih, lu," tambah pria yang memakai baju hitam itu.
Kemudian, ia berpandangan bahwa kerakusan uang pun bisa menghilangkan ideologi partai itu sendiri.
Rocky mengajak kembali untuk mengingat ke zaman Hatta ketika memutuskan untuk membuka politik dengan mengundang orang untuk membuat partai.
Artikel Terkait
Rocky Gerung Bongkar Curhat Dubes RI Tentang Jokowi: Lebih Gila
Pamor Anies Baswedan Melejit, Rocky Gerung: Bukti Bahwa Parpol Krisis Kaderisasi