Potensi Bencana Megatrust Masih Meneror, Ini Langkah Mitigasi yang Bisa Dilakukan

HARIANHALUAN.COM - Isu terkait gempa megathrust masih terus menghantui masyarakat di Indonesia.

Gempa megathrust atau gempa dengan kekuatan dahsyat yang terjadi di zona megathrust (subduksi) sebagai akibat adanya tumbukan antar dua lempeng tektonik yang kemudian mampu menghasilkan energi yang sangat besar dan bersifat merusak di permukaan bumi.

BMKG pun terus menghimbau agar masyarakat lebih waspada terkait adanya potensi gempa megatrust tersebut.

Zona megathrust sendiri merupakan kawasan rawan gempa megathrust yakni meliputi wilayah di Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Selatan Sulawesi, Utara Sulawesi dan Utara Papua.

Baca Juga: Mengenal Dewan Kolonel, Misi Khusus Elit PDIP untuk Trah Soekarno

Menurut BMKG, adanya gempa megathrust umumnya terjadi di bawah laut sehingga akan sulit untuk diamati baik menggunakan ukuran seismik, geodesi, maupun geologis.

Selain itu, gempa tersebut juga berpotensi terjadinya tsunami yakni apabila guncangan gempa tidak berhenti lebih dari 30 detik, maka 75 persen dapat dikatakan berpotensi terjadinya tsunami.

Di Indonesia sendiri, salah satu gempa megathrust yang pernah terjadi adalah gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004 dengan kekuatan gempa bumi tektonik bermagnitudo 9,1SR dan tsunami setinggi 50 meter yang melanda sekitar lima kilometer (800 kilometer) ke daratan.

Sebagai upaya dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat, berikut upaya mitigasi yang dapat dilakukan sebagaimana yang dilansir Harianhaluan.com dari BPBD Sukabumi Kota:

Baca Juga: Mengenal Guntur Soekarnoputra, Si Sulung yang Memilih Tak Berpolitik dari Trah Soekarno

1. Meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait potensi dan risiko adanya gempa bumi megathrust.

Yakni dapat dilakukan dengan membentuk desa tangguh bencana, memasang rambu evakuasi dan papan informasi bencana khususnya pada masyarakat yang berada di sekitar lokasi yang memiliki potensi lebih besar.

2. Melakukan penanaman hutan mangrove atau pembuatan pemecah gelombang alami, untuk menahan terjangan gelombang laut dan ancaman tsunami.

Baca Juga: Fakta Sejarah Kekuasaan Soeharto di Indonesia, Bermula dari Perintah Soekarno Melalui Supersemar