Desoekarnoisasi Gerakan Penghancur Trah Soekarno, Ini Targetnya

- Senin, 5 Desember 2022 | 18:10 WIB
Guntur bersama keluarga dan kerabat di acara Peletakan Bunga di Monumen Presiden RI Ir. Soekarno (Instagram @puti_soekarno)
Guntur bersama keluarga dan kerabat di acara Peletakan Bunga di Monumen Presiden RI Ir. Soekarno (Instagram @puti_soekarno)

HARIANHALUAN.COM – Dunia politik terkenal kejam yang bisa menjatuhkan seseorang hingga satu keluarga hingga titik terendah. Bahkan, trah Soekarno pun tak kebal terhadap kejamnya dunia politik.

Dalam politik tak mengenal kawan dan lawan yang abadi, kecuali kepentingan seperti kata Lord Palmerston, perdana menteri Inggris pada abad ke-19.

Kejamnya dunia politik disadari betul oleh salah seorang trah Soekarno, yaitu Guntur Soekarnoputra yang sedari awal enggan masuk ke dalamnya.

Namun makin ke sini, Guntur tampaknya mulai turun gunung mencermati dinamika politik yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Intip Kolaborasi Ciamik Eks Capres Pilihan Megawati dan Putri Trah Soekarno Jelang Pilpres

Baca Juga: Ketika Trah Soekarno Tunjuk Jokowi, Pilihan Megawati Atau Ada Motif Lain?

Guntur tampak gerah dengan kembali maraknya orang-orang mempermasalahkan trah Soekarno. Menurutnya, ada dua agenda akhir dari hal tersebut, yaitu memecah-belah kekuatan Soekarnois dan memporak-porandakan harmonisasi keluarga Soekarno.

Pria yang kerap dipanggil Bujang oleh ibunya ini menegaskan bahwa tujuan mereka yang mempermasalahkan trah Soekarno apalagi menjelang Pilpres 2024 adalah terkait politik.

Guntur menjelaskan, eksistensi Pancasila dan UUD 1945 akan terancam ketika kekuatan Soekarnois hancur dan keturunan Soekarno terpecah-belah.

Dalang dari semua itu, lanjut Guntur, berasal dari kalangan penganut ideologi transnasional, baik kaum liberal kapitalistik, kaum ideologi khilafah, bahkan kaum komunis.

Baca Juga: Mengulik Sosok Prabowo dan Hasyim Muzadi, Dua Pasangan Megawati yang Gagal Lanjutkan Trah Soekarno

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Guntur Soekarnoputra Angkat Suara soal Trah Soekarno

“Hal itu kami rasakan sejak adanya proses desoekarnoisasi yang terencana dan masif pada era kejatuhan Bung Karno, di mana pelakunya adalah masih dari kalangan yang itu-itu juga, yakni kalangan penganut ideologi transnasional, baik kaum liberal kapitalistik, kaum ideologi khilafah, bahkan kaum komunis ke kiri-kirian yang oleh Lenin disebut terjangkit penyakit kekanak-kanakan (infantil disorder),” terangnya seperti dikutip HarianHaluan.com dari Beritasatu, pada Senin, 30 Agustus 2021.

Tak ada tujuan lain dari kaum tersebut, yaitu memaksakan ideologi baru untuk menggantikan dasar negara Pancasila dan UUD 1945 yang asli. Idelogi tersebut sudah pasti tak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia yang terkenal sejak lama, yaitu gotong royong.

Halaman:

Editor: Zahrul Darmawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Kaget, Ini Deretan Mobil Kece Sekda Riau

Rabu, 22 Maret 2023 | 14:28 WIB
X